Senin, 21 Juli 2014

[Resensi] Membangun Rasa Percaya Diri Anak


Judul           : Membangun Rasa Percaya Diri Anak
Penulis         : Henny Puspitarini
Penerbit       : Elex Media Komputindo
Cetakan        : Pertama
ISBN             : 978-602-02-3956-9
Tebal Buku    :258 halaman




Saat membaca judulnya saya langsung tertarik. Maklum, sebagai ibu dari dua orang balita saya sangat ingin segera mempraktikkan tip dan trik membangun rasa percaya diri pada anak, agar mereka kelak tumbuh menjadi pribadi yang tangguh di masanya.

Rasa percaya diri sebenarnya telah dimiliki setiap anak bahkan sejak mereka berada di dalam rahim berupa janin, hingga terlahir menjadi bayi. Pada bab pertama, penulis berbagi tip berkomunikasi dengan janin dan perlakuan pada bayi baru lahir untuk membangun rasa percaya dirinya sejak dini.

Namun dalam perkembangannya, rasa percaya diri anak bisa terkikis karena faktor lingkungan, dan faktor lainnya. Kenali indikasinya dan atasi sedini mungkin. Orang tua memiliki peran penting untuk membangun kembali rasa percaya diri anak. Beragam contoh kejadian disajikan dengan bahasa mengalir yang mudah dipahami membuat buku ini menjadi kian menginspirasi.

Dahsyatnya penggunaan bahasa dalam lisan keseharian mengingatkan para ibu untuk hati-hati saat berkomunikasi dengan anak, karena apa yang didengar dan dirasakan anak memberikan pengaruh bagi rasa percaya dirinya. Pada bagian lain buku ini juga mengulas peran penting Ayah dalam melatih kontrol emosi yang kurang pada diri anak hingga menumbuhkan rasa percaya diri anak.

Melalui buku ini, penulis juga menyelipkan pengetahuan tentang bagaimana membangun kecerdasan logika matematika seorang anak melalui kegiatan bermain sehari-hari yang dapat kita praktikkan.

Karena setiap anak berbeda, penting untuk mengenali tipe anak, gaya belajar dan kecerdasan majemuknya sebelum membangun kembali rasa percaya diri anak. Anda akan dituntun mengenali dan menemukan solusinya dalam buku ini.

Saya menikmati setiap pengalaman nyata yang tuturkan dalam buku ini. Catatan penting yang ditandai dengan warna latar belakang tulisan yang lebih gelap, dan penggunaan font tulisan yang berbeda membuat buku ini kian menarik.

Sebagai bahan koreksi, ada beberapa kesalahan pengetikan, misalnya pada halaman 41 tertulis pemilu, padahal maksudnya adalah pemalu. Penggunaan kata saya berubah menjadi aku pada halaman 89 terlihat tidak konsisten. Meski demikian, hal tersebut tidak mempengaruhi isi buku yang sangat membangun bagi pola asuh anak.  

Buku ini cocok sebagai salah satu bacaan bagi para ibu yang sudah memiliki anak, maupun yang sedang merencanakan kehamilan, dan para guru. Setelah membaca buku ini, semoga kita bisa memberikan teladan dan kasih sayang untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak. [ ]



Minggu, 13 Juli 2014

Mengajarkan Anak Membaca dan Menulis di Masa Penting Pertumbuhannya

Saat membaca buku Revolusi Cara Belajar,  sara takjub melihat tulisan tangan seorang anak berumur lima tahun. Tulisan yang indah dan rapi itu dibuat pada tanggal 7 April 1909. Melalui program montessori, anak-anak dikenalkan dengan kegiatan membaca dan menulis sejak dini. Saat berusia 2,5 tahun, anak mulai dikenalkan dengan pengalaman pra menulis, mengenal cerita, dan percakapan.

Jangan khawatir, anak tidak langsung diajari bagaimana menulis. Dengan kesabaran, sang guru menciptakan pengalaman konkret yang membuat anak mengembangkan kemampuan ‘motor’ hingga anak mengeluarkan kemampuan menulis secara mandiri. Bagaimana caranya?

Anak-anak dilatih mengembangkan keterampilan pra menulis melalui kegiataan bermain yang menyenangkan. Ada 24 langkah awal untuk mahir menulis, yaitu mulai dari bermain bola besar pada masa merangkak, menyusun cangkir plastik untuk anak usia 9 sampai 18 bulan, bermain puzzle, bermain air, meronce manik-manik atau makaroni, dan seterusnya sampai anak bisa menulis namanya sendiri menjelang usia empat tahun.

Jika sudah sampai tahap tersebut, barulah anak diarahkan untuk meniru tulisan orangtua. Dengan melibatkan anak menulis daftar belanja, dan bermain permainan menulis di komputer, bisa dipastikan anak tersebut akan keranjingan menulis sebelum umur lima tahun.

Demikian pula dengan belajar membaca untuk anak usia dini, ternyata bukanlah hal yang menakutkan. Belajar membaca seharusnya berjalan secara alami seiring dengan kemampuan berbicara anak. Beragam cara kreatif telah dicontohkan metode Glenn Doman untuk membuktikan bahwa belajar membaca itu menyenangakan. Bahkan sama mudahnya dengan belajar berbicara.

Dari sini saya pun terpanggil untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Mencerdaskan anak bangsa bukan saja tugas mulia yang diemban para guru, tetapi juga orangtua dan masyarakat. Saya pun terpanggil untuk ikut serta mengambil peran penting ini.

Setelah dikaruniai dua orang anak, saya memilih mengabdikan diri untuk mengurus keluarga. Saya pun harus rela berpisah dengan puluhan anak didik sebuah TK swasta tempat saya mengajar. Awalnya cukup berat karena saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan kegiatan mengajar yang sudah saya lakukan selama sekitar 3 tahun.

Atas dukungan keluarga, saya menyulap salah satu kamar di lantai dua rumah kami menjadi kelas belajar. Murid pertama saya adalah anak-anak tetangga yang juga adalah teman sepermainan anak pertama saya yang usianya sekitar 5 sampai 6 tahun. Saya mengajarkan mereka membaca dengan jadwal dua kali pertemuan setiap seminggunya, dan lama belajar satu jam per pertemuan.


Belajar sambil bermain 

Yang membanggakan, ada beberapa anak yang dapat membaca dalam waktu tiga bulan. Sedangkan beberapa anak lagi, termasuk anak saya sendiri baru bisa membaca setelah lima bulan belajar bersama saya di rumah. Fayruz putri sulung saya saat itu baru berusia 3 tahun 10 bulan. Semua dilakukan dengan senang hati tanpa paksaan. Metode belajarnya sangat menyenangkan, bermain tetap menjadi kegiatan inti.

Belajar Membaca Menjadi Perdebatan

Memberikan pelajaran membaca untuk anak usia dini masih menjadi perdebatan di kalangan guru dan orangtua. Berdasarkan pengalaman saat menjadi guru TK, mengajarkan membaca untuk anak usia dini menjadi dilema. Satu pihak mengatakan bahwa membaca itu berkaitan dengan pemahaman logika dan menghafal simbol-simbol. Oleh karena itu, membaca tidak diajarkan di TK.

Sedangkan konsep pelajaran kelas 1 SD bukanlah tahapan belajar membaca lagi, tetapi masuk pada tahapan pemahaman bacaan agar bisa menjawab soal dengan benar. Lalu bagaimana nasib anak-anak yang belum bisa membaca tadi bisa menikuti pelajaran?

Guru TK kemudian mengantisipasinya dengan memberikan rangsangan membaca pada muridnya. Melalui beragam permainan kata, lagu, dan hiasan dinding yang dipajang di kelas, para guru berupaya mengenalkan aksara untuk mempersiapkan anak belajar membaca. Menurut pengalaman, khusus untuk murid TK B yang akan melanjutkan ke SD, belajar membaca menjadi pelajaran tambahan setelah jam sekolah berakhir.

Sebagian setuju bila anak usia dini cukup bermain saja untuk mencapai tahap perkembangannya dengan baik. Namun banyak juga orangtua murid yang dengan sadar mendaftarkan anak-anaknya untuk mengikuti les, dan harus membayar ekstra untuk kegiatan itu.

Seringkali saya berfikir, mengapa kita tidak bisa menemukan solusi yang tepat untuk menyelsaikan masalah klise ini. Harus diakui dengan kemampuan membaca yang dikuasai seorang anak sejak dini sangat bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuannya kelak. Anak bisa membaca buku, mengetahui informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan kecerdasannya.

Tentu saja cara belajar membaca yang harus dikoreksi agar tetap bisa diikuti anak tanpa membebaninya. Merancang kegiatan belajar melalui permaian, selain mengasah kemampuan akademik juga melatih kemampuan motorik anak, sehingga pertumbuhan anak berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Langkah untuk Belajar Membaca

Cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan minat membaca pada anak adalah dengan menunjukkan buku berwarna cerah dengan ukuran tulisan besar, dan membacakannya setiap hari kepada anak. Biasanya kegiatan membacakan cerita atau mendongeng ini dilakukan orangtua saat hendak menidurkan anak.

Hubungkan membaca dengan semua indra, caranya beri label atau nama semua barang sehingga anak dapat mengenali tulisan dan bacaannya sekaligus. Sebaiknya tulisan tersebut dicetak dengan tinggi 7 senti meter. Beri nama semua benda yang bisa dilihat anak, mulai dari nama anggota keluarga, nama bagian tubuh, dan benda lainnya di sekitar rumah.

Langkah selanjutnya untuk belajar membaca, yaitu memberi nama semua hal yang bisa dilakukan anak. Misalnya, duduk, berdiri, berjalan, berlari, melompat, berguling, berbicara, lambat, tenang, dan seterusnya. hal yang terpenting lainnya adalah dengan selalu beri pujian apabila anak bisa menjawab pertanyaan dan melakukan perintah dengan benar.

Pertanyaan yang sering muncul kemudian adalah, apakah pembelajaran dini tersebut akan merampas kebahagiaan anak di masa kanak-kanaknya? Selama proses belajar dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang, maka hal tersebut akan menyenangkan.

Peringatan bagi para ibu yang mengajari putra-putrinya di rumah, apabila sedang dalam kondisi emosional dan tidak dapat menikmati waktu saat mengajari anaknya, maka berhentilah.

Menulis Buku Panduan Membaca

Lalu bagaiman dengan bagi orangtua yang terlambat melakukan stimulasi tersebut dalam usia tiga tahun pertama buah hati mereka? Sedangkan anak mereka saat ini akan memasuki sekolah dasar namun belum bisa membaca.

Pengalaman selama mengajar membaca telah saya tuangkan menjadi buku panduan belajar membaca berjudul ‘Aku Bisa Baca jilid 1 dan 2’. Melalui buku tersebut saya ingin berbagi tips dan trik mengajarkan membaca mudah dan menyenangkan kepada para orangtua dan guru di lembaga pendidikan pra sekolah, maupun guru kursus membaca. Semoga hal ini bisa membantu.


Saya tak ingin memperdebatkan tentang penting tidaknya mengajarkan anak membaca. Saya ingin berbuat dan menunjukkan bahwa mengajarkan anak usia dini membaca bukanlah hal yang negatif. Sebagai bagian dari bangsa ini, saya merasa terpanggil untuk turut aktif mencerdaskan anak bangsa. 

Dan beginilah pengalaman saya selama mengajar membaca untuk anak-anak usia dini dan juga anak-anak usia sekolah dasar. Saya ingin membaginya kepada seluruh orangtua dan guru di pelosok negeri ini. Puluhan anak berhasil menyelesaikan program membaca dengan hasil memuaskan. 


Kelas Klasikal, jumlah murid 5 sampai 7 orang per kelas

Anak-anak hari ini adalah pemimpin Indonesia di usia emasnya kelak. Semoga akan lahir generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, tangguh, dan penuh dedikasi. Dan inilah saatnya bagi saya, anda, dan kita semua untuk bahu-membahu mencerdaskan anak bangsa dengan karya dan kreativitas yang kita miliki. Majulah Indonesia Raya. [ ]

Saksikan Indahnya Samarinda Sambil Ngabuburit di Islamic Centre


Islamic Centre merupakan salah satu bangunan termegah di Samarinda, ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang selalu ramai dikunjungi masyarakat. Bangunan utama luasnya sekitar 43 meter persegi itu pun menjadi salah satu tempat asyik ngabuburit bersama kerabat dan sahabat. Beberapa komunitas memanfaatkan halamannya yang luas sebagai tempat reuni, diskusi dan buka puasa bersama.

Rasakan hangatnya matahari sore berpadu dengan semilir angin dari Sungai Mahakam yang berada tepat di seberang masjid. Indahnya pesona Kota Samarinda yang terbelah oleh Sungai Mahakam dapat disaksikan dari sebuah menara utama setinggi 99 meter di sebelah selatan. Jika sedang banyak pengunjung, maka kita harus mengantre sebuah lift di menara Asmaul Husna tersebut yang hanya mampu menampung 10 orang pengunjung. 
 
Selain sebagai tempat beribadah, Islamic Centre Kaltim juga menjadi tempat favorit anak-anak. Mereka memanfaatkannya untuk bermain, berlarian mengitari halaman dengan taman yang indah, beberapa di antara mereka bahkan sengaja membawa sepatu roda dan sepeda. Sudut bangunan yang bisa menampung sekitar 40 ribu jemaah itu terlihat begitu eksotik, hingga selalu diabadikan dalam kamera yang dibawa para pengunjung.



Setelah puas berkeliling, mendekati waktu berbuka puasa panitia Islamic Centre menyiapkan ruangan di lantai satu untuk mendengarkan tausiyah dan doa bersama jemaah lainnya. Jemaah perempuan duduk di sebelah kanan dan jemaah laki-laki di sebelah kirinya. Uniknya lagi, selain bisa tanya jawab langsung dengan penceramah untuk memperdalam pemahaman agama, panitia juga menyiapkan takjil untuk berbuka. 

Sirine tanda berbuka puasa pun terdengar, sang ustad memimpin doa berbuka diikuti jemaah. Sepotong amparan tatak, risoles, tiga butir kurma dalam satu piring stainless steel dan satu gelas kemasan air mineral menjadi hidangan yang nikmat untuk membatalkan puasa. Lantunan doa setelah berbuka puasa kembali dibacakan ustad diaminin para jemaah. Dengan tertib para jemaah meninggalkan ruangan tersebut dan berpindah ke lantai dua masjid untuk mengikuti shalat magrib. 

Dengan cekatan panitia membereskan ratusan piring dan kemasan air mineral yang telah kosong. Mereka merapikan tempat tersebut untuk menjamu para pengunjung dan jemaah esok hari, bersama penceramah dan materi tausiyah yang berbeda. Jadi, bila Anda berkunjung ke Samarinda, jangan lewatkan berbuka bersama di Islamic Centre Samarinda. 



See more at:
http://news.liputan6.com/read/2077126/saksikan-indahnya-samarinda-sambil-ngabuburit-di-islamic-centre

Jumat, 04 Juli 2014

Segarnya Air Putih Untuk Berbuka Puasa

Sebenarnya aku paling sulit minum air putih, apalagi untuk buka puasa. Bayangkan saja, setelah sekitar 14 jam tidak makan dan minum, tiba-tiba harus berbuka dengan air putih. Air putih yang tawar itu terkadang membuatku eneg. Parahnya, aku juga tidak terbiasa minum sirup atau makan kolak manis.

Sebagai keturunan yang beresiko terserang diabetes karena ayahku adalah penderita diabetes, aku harus bijak mengatur pola makan dengan mengurangi konsumsi gula berlebih. Dan air putih adalah alternatif terbaik. Air putih terasa nikmat bila diminum saat kepedasan. Ah, kan, tidak mungkin juga bila aku menyantap sambal saat berbuka.

Mencontoh cara Nabi Muhamad Saw berbuka puasa dengan mengkonsumsi kurma dan air putih ternyata sangat menolongku. Setelah mengunyah kurma, aku pun menyeruput air putih hangat demikian seterusnya hingga segelas air ludes bersama dua butir kurma. Karenamengkonsumsi air hangat, keringat mengembun diwajahku, dan bagiku itulah sensai segar menyantap air.

Efeknya, timbul rasa kenyang, barangkali ini adalah penyamaran dari rasa haus.Ini juga yang meringankanku menunaikan ibadah shalat magrib.  Rasa kenyang yang timbul setelah minum menjadi takaran agar aku tidak berlebihan ketika makan.

Pertanyaan menggelitik mengusikku, sudahkah air yang kukonsumsi selama ini layak minum? Apalagi aku hanya mengandalkan air dari Perusahaan DaerahAir Minum di tempatku. Bersumber dari Sungai Mahakam yang diolah sedemikian rupa sebelum dialirkan ke rumah para konsumennya itulah yang menjadi penyambung hidupku.

Aku percaya air tersebut aman dikonsumsi karena telah teruji secara klinis. Ditunjang dengan tampilan fisik air yang berwarna bening, tidak beraroma, dan rasanya yang ringan di mulut bisa jadi patokan bahwa air tersebut layak minum. Sensasi air layak minum lainnya adalah setelah diteguk air tersebut membuat kita ingin meminumnya lagi.

Minum air dalam jumlah yang cukup dapat memacu peningkatan kesehatan. Air bekerja dengan ajaib memelihara kesehatan tubuh. Namun minum air dalam jumlah banyak sekaligus ternyata juga tidak baik. Selain bisa menyebabkan turunnya kadar natrium dalam darah, juga bisa menyebabkan pengenceran darah. Jadi, penting mengatur jumlah air minum yang aman dikonsumsi selama waktu berbuka hingga sahur.

Meminjam rumus pola minum air selama menjalani ibadah puasa seperti yang disampaikan bintang iklan Ferdi Hasan, sangat membantu agar tubuh tak dehidrasi. Dua gelas saat bebuka, empat gelas ketika malam, dan dua  gelas saat sahur dapat diterapkan agar asupan air bagi tubuh terjaga. Puasa tetap sehat dan nyaman dengan konsumsi air putih yang cukup. Jadi, jangan takut mengkonsumsi air putih saat berbuka dan sahur. 

Ciptakan sesasi segar minum air putih dengan caramu sendiri. Kamu bisa mengkonsumsinya saat hangat, dalam keadaan dingin, atau menambahkan buah potong dan menyulap air putih menjadi infus water seperti yang sedang trend saat ini. Semua sah-sah saja, yang penting tubuh tidak kekurangan air saat puasa di siang hari. Semoga kita semua mendapat pahala dan kemudahan saat menjalankan ibadah puasa, meski berada dalam panas terik sekalipun.

Minum air putih, hmmm... segarnya!


Kamis, 03 Juli 2014

Untuk Generasi Indonesia

Saya lahir dan besar di pulau terbesar Indonesia, tepatnya di Provinsi Kalimantan Timur. Julukan lumbung energi layak disematkan pada Kalimantan sebagai pulau penghasil batubara, minyak, gas, dan geothermal. Selain mengandung gambut yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit listrik dan pemanas pengganti batu bara, hutan Kalimantan menyimpan emas dan intan. Kalimantan sangat kaya, pulau ini juga merupakan penyedia sumber energi botani atau bioenergi dari CPO sawit.

Saat menamatkan pendidikan tinggi, saya mendapat kesempatan bekerja di perusahaan tambang mineral dan batu bara terbesar di dunia milik Negara Asutralia yang beroperasi di hutan Kalimantan. Pada saat itu rasa nasionalisme saya menggelora hebat. Kecintaan saya sebagai warga negara terhadap Indonesia kian kuat. Saya bekerja dan tinggal bersama teman-teman dari berbagai penjuru nusantara, dan juga tenaga ekspatriat.

Karena tinggal dan bekerja satu lokasi di tengah hutan, di sanalah saya mulai menjelajah hutan, mengarungi hulu Sungai Mahakam, bertemu penduduk yang mengelola hutan dengan pendekatan budaya lokal. Setiap hari saya disuguhi pemandangan alam yang indah, menghirup oksigen segar langsung dari 'pabriknya', menyaksikan keindahan floran dan fauna hutan hujan tropis yang tiada duanya. 


Bersama patner kerja dan dr. Wijana mengunjungi masyarakat
Satu kenangan indah yang bersejarah yang saya alami adalah saat saya didaulat menjadi protokol yang bertugas membacakan susunan acara pada upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Ini menjadi begitu spesial bagi saya karena upacara tersebut dilakukan oleh seluruh karyawan perusahaan tambang yang beroperasi di hutan belantara Kalimantan tempat saya bekerja. Pesertanya bukan saja warga negara Indonesia, tetapi juga ekspatriat. Upacara itu juga adalah upacara bendera terakhir sebelum perusahaan berhenti beroperasi.

Menjadi pembawa acara pada upacara peringatan Kemerdekaan RI

Upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia

Bangga sekaligus sedih membalut hati saya. Bangga atas kekayaan bumi pertiwi, sedih karena harta itu justru dikeruk dan dinikmati oleh orang asing. Kini hanya lubang tambang yang menganga menjadi saksi bisu betapa mudahnya Bangsa Indonesia menyerahkan isi perut buminya kepada orang asing dengan dalih investasi. Dan ketika mereka pergi membawa semuanya, tinggallah masyarakat sekitar tambang yang hidup dalam keprihatinan.

Meski berduka dengan kenyataan ini, saya harus bangkit memupuk kecintaan terhadap tanah air. Indonesia, di sinilah saya lahir, dan dari sini juga saya hidup. Belum terlambat untuk berbuat, demi Indonesia yang lebih baik. Saya bangga menjadi bagian dari Indonesia, negara dengan jumlah pulau terbanyak di dunia, yaitu sekitar 17 ribu pulau.

Kalimantan adalah bagian kecil dari Indonesia yang luas dan kaya. Hingga detik ini saya masih bisa menyaksikan kekayaan perut buminya terus digali. Saat bersantai di tepian Sungai Mahakam, pemandangan menakjubkan tumpukan 'emas hitam' bergunung-gunung yang melintas adalah hal yang biasa. Meski menjadi eksportir terbesar kedua setelah Australia, anehnya Indonesia justru belum memaksimalkan pemanfaatan batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya.


Sungai Mahakam, sarana transportasi ratusan ton batu bara 
Masih banyak pulau-pulau dengan kekayaan alam, suku, dan budaya bagian dari Indonesia. Surga dunia itu ada di Indonesia. Udara yang segar, hamparan padi membentang bagai permadani, tajuk hutannya bagaikan kumpulan brokoli, gunung yang menjulang, dan laut dengan kekayaan biotanya menyuguhkan pemandangan yang menyegarkan mata.

Saya yakin kita sepakat dengan kekayaan Indonesia yang tak terbantahkan. Bahkan penulis buku The History of Java, Raffles takjub dengan kesuburan tanah di jawa. Sedangkan Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia” menyatakan bahwa Indonesia adalah taman firdaus. Kejayaan Indonesia pun telah ditorehkan dalam sejarah kerajaan di masa lalu, di antaranya Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, dan Kerajaan Kutai.

Ekpresi Cinta untuk Indonesia

Tidak mudah memang mengembalikan kejayaan Indonesia di masa lalu. Meski demikian, saya terus mengobarkan semangat mencintai tanah air kepada orang-orang terdekat di sekitar saya. Sebagai ibu dua orang anak, saya mengajak anggota keluarga untuk mengekspresikan rasa cinta pada Indonesia, misalnya dengan menggunakan produk-produk buatan Indonesia.

Saya menularkan rasa cinta tanah air ini kepada kedua buah hati dengan cara memperkenalkan masakan Indonesia yang memiliki cita rasa unik dan lezat. Wisata kuliner menyantap Soto banjar, coto makasar, soto jawa, empek-empek palembang, masakan padang, dan masakan khas lainnya semoga mengokohkan kecintaan mereka pada tanah tumpah darah Indonesia. Bangga menggunakan kerajinan khas daerah untuk melengkapi penampilan sehari-hari adalah cara lainnya mengangkat budaya bangsa ini agar tak tenggelam.

Dompet manik membuat saya kian percaya diri
Mendongeng dan membacakan buku cerita juga saya lakukan  untuk membuka wawasan anak-anak tentang keragaman budaya Indonesia. Dengan membacakan buku saya mengajak anak-anak berkeliling nusantara. Ini pulalah yang menginspirasi saya untuk menulis cerita anak dengan mengangkat tokoh binatang khas Indonesia, yaitu beruang madu dan bekantan. Semoga melalui buku ini, anak-anak bisa menjaga lingkungan demi kelestarian satwa khas Indonesia.

Membacakan cerita cara efektif memperkenalkan Indonesia 



Dan yang paling seru adalah saat mengajak mereka mengunjungi pagelaran kesenian tradisional pada event-event tertentu. Mereka melihat dan mendengar langsung kekayaan musik Indonesia. Saya berharap, semoga pengalaman berharga ini mampu menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap tanah air. 


Mengenal Reog lebih dekat

Saya bangga menjadi warga negara Indonesia dan akan terus menularkan rasa ini kepada generasi penerus. Semoga anak-anak memiliki kebanggaan terhadap Indonesia, dan memberikan sumbangsih pemikiran dan karya terbaiknya untuk negeri tercinta. Karena anak-anak hari ini adalah pemimpin Indonesia emas kelak. [ ]