Senin, 16 Maret 2015

Cacing Tanah yang Bermanfaat



Judul           : Berani Yuk! Cacing Tanah
Penulis        : Nasri Alam Rifani
ISBN            : 978-979-29-4402-0
Tebal buku  : 25 Halaman
Penerbit      : Rainbow Imprint Penerbit Andi




         Avir membantu ayahnya membersihkan halaman. Saat Avir sedang mencabut, ia melihat tanah di depannya bergerak-gerak. Karena penasaran, ia mendekatkan wajahnya mendekati ke tanah itu untuk mengetahui apa gerangan yang terjadi.
         Tanah terus bergerak. Perlahan tersembul sesuatu berwarna merah mudah. Binatang yang keluar dari dalam tanah itu bertubuh kecil, bulat, dan panjang. Binatang sebesar jari kelingking itu menggeliat-geliat saat berhasil keluar dari tanah.
         “Ulaaar...!” Avir menjerit histeris menyaksikannya.
         Ayah ikut kaget, namun tersenyum setelah melihat binatang yang dimaksud Avir. Ayah pun menjelaskan bahwa binatang itu adalah seekor cacing tanah. Jangan takut, cacing tanah tak punya gigi. Jadi, dia tak akan mengigitmu. Ayah meletakkan cacing di telapak tangan Ayah.
         Avir tersenyum melihat kepada dan ekor cacing yang terlihat sama, bentuknya lancip. Kedua bagian itu saling tarik-menarik. Tapi untuk apa cacing tanah itu?
         Ayah menjelaskan bahwa cacing yang tinggal di dalam tanah akan menyuburkan tanah. Tanah yang menjadi tempat tinggalnya akan menjadi gembur dan subur. Tanah yang subur membuat tanaman tumbuh dengan baik. Sehingga tanaman berbuah menghasilkan makanan yang sehat dan bergizi.
         Mendengar penjelasan Ayah, sekarang Avir tidak takut lagi dengan cacing tanah. Ia pun meletakkan cacing di telapak tangannya. Geliat cacing membuat Avir geli dan tertawa. Setelah puas bermain cacing, Avir mengembalikannya ke tanah.

         Ternyata cacing tanah sangat bermanfaat ya, teman-teman. Baca lagi pengalaman Avir bermain bersama cacing tanah di dalam buku ini, ya. Oiya, setelah bermain cacing, jangan lupa mencuci tangan dengan sabun sampai bersih, ya! []

Tribun Kaltim, Minggu, 15 Maret 2015

Teman Penjaga Jendela




Judul           : Berani Yuk! Burung Hantu
Penulis        : Nasri Alam Rifani
ISBN            : 978-979-29-4370-2
Tebal buku  : 25 Halaman
Penerbit      : Rainbow Imprint Penerbit Andi



Malam mulai gelap. Moni bersiap untuk tidur. Sebelumnya, ia mencuci tangan dan kaki, serta tak lupa menyikat gigi. Suasana yang sunyi membuat Moni kian mengantuk. Tapi, tiba tiba terdengar suara Kuk ku..., kuk ku..., kuk ku... membuat Moni terjaga. Moni yang penasaran ingin mendengarkannya lagi. Hening.
Tak lama kemudian terdengar lagi suara yang sama, kali ini disertai suara kepakan. Moni berteriak ketakutan. Ia pun bergegas ke kamar Ayah dan Ibu.
Ayah mengajak Moni dan Ibu memeriksa kamar Moni.
Moni yang ketakutan memegangi tangan Ibu. Saat ketiganya sampai di sana, terdengarlah suara itu.  Ayah yang sigap membuka jendela. Sepasang mata besar di dahan pohon memandang Ayah.
Mata milik siapakah itu? Kenapa matanya besar sekali? Dan kenapa dia gentayangan malam-malam? Apa dia tidak tidur? Beragam pertanyaan Moni meluncur. Dengan sabar Ayah dan Ibu menjawab pertanyaan Moni.
Setelah mendengar penjelasan kedua orang tuanya, Moni kini tak takut lagi. Ia senang karena punya teman baru yang berjaga-jaga di pohon di dekat kamarnya.

Kalian penasaran dengan teman baru Moni? Temukan jawaban lengkapnya dalam buku ini. Buku ini adalah salah satu bagian dari dari Seri Aku Berani. Miliki segera, lengkapi koleksi bukumu dengan judul-judul lainnya, ya! Selamat menjadi anak pemberani. []

Tribun Kaltim, Minggu, 15 Februari 2015


Gelap Tak Selalu Menakutkan



Judul           : Berani Yuk! Gelap
Penulis        : Nasri Alam Rifani
ISBN            : 978-979-29-4396-2
Tebal buku  : 25 Halaman
Penerbit      : Rainbow Imprint Penerbit Andi




Suatu malam, Nana terbangun dari tidurnya sambil berteriak ketakutan. Ayah dan Ibu menghampiri Nana di kamarnya dengan tergesa. Ada apa ya? Rupanya listrik mendadak padam, sehingga semua ruangan gelap gulita. Ayah dan Ibu hampir saja bertabarakan.
            “Nana takut, Bu! Nana enggak suka gelap!” rengek Nana pada Ibunya. Ayah segera menyalakan lilin. Ayah menghibur Nana, kata Ayah gelap itu tak selalu menakutkan. Malam yang gelap  diciptakan agar kita dapat beristirahat dengan nyaman.
            Malam yang gelap membuat bintang-bintang di langit tampak seperti titik-titik yang berkilauan. Indah sekali. Langit yang gelap membuat benda-benda di langit yang bersinar terlihat cantik. Ada juga bulan sabit yang terlihat seperti pisang. Nana tersenyum mendengar penjelasan Ayahnya. Ia kini tak takut lagi.
            Tiba-tiba Nana berteriak saat melihat sesuatu melintas di langit. Benda bercahaya itu tampak berekor dan berjalan cepat. Benda apakah itu? Temukan jawabannya dalam buku serial aku berani ini, ya!
            Buku-buku karya Nasri Alam Rifani yang terangkum dalam serial Aku Berani berisi pesan moral untuk anak-anak agar berani menghadapi hal-hal yang biasanya ditakuti anak-anak. Setelah membaca buku ini, rasa percaya diri anak akan tumbuh, dan mereka pun tak takut lagi. Selain itu, buku ini juga bisa dijadikan bahan bacaan bagi putra-putri yang baru bisa membaca untuk memperlancar kecepatan membaca. Dan menambah kosa kata baru mereka.
            Yuk, koleksi buku ini untuk bahan mendongeng dan bacaan di rumah. []


Dimuat Tribun Kaltim, Minggu, 8 Maret 2015