Kamis, 09 April 2020

Memuliakan Jenazah Muslim Covid-19, Syuhada Penghuni Surga


Penolakan pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang terjadi di sejumlah daerah adalah perbuatan tidak terpuji. Apabila jenazah tersebut adalah kaum muslim, maka kita wajib memuliakannya karena mereka tercatat sebagai syuhada yang mati syahid. Dan Allah Swt menjanjikan surga untuk para syuhada tersebut.
Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda, ‘Syuhada’ (orang-orang yang mati syahid) itu ada lima, yakni orang yang mati karena terkena wabah, sakit perut, tenggelam, keruntuhan bangunan, dan mati yang syahid di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Jadi syuhada bukan orang yang mati dalam medan pertempuran membela agama Allah saja, tetapi juga lima golongan yang disebutkan dalam hadits tersebut.



Para pasien positif virus Covid-19 yang beragama Islam, beriman, sabar dan ridho dengan wabah penyakit yang dideritanya kemudian dia wafat karena penyakit tersebut, maka almarhum tercatat sebagai syuhada. Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) menyatakan, Covid-19 merupakan wabah atau tha’un. Dan jenazah Muslim pasien Covid-19 adalah syahid fil akhirah.

Sesungguhnya takdir kematian seseorang telah tertulis. Setiap detik berlalu mengantarkan kita berjalan menuju tempat kematian pada waktu yang telah ditetapkan, tanpa bisa ditawar. Demikian juga dengan pasien penderita Covid-19, mereka telah menjalani takdir kematiannya.

"Sebagai saudara, maka kita wajib mempersilahkan petugas yang ditunjuk untuk menunaikan pemakaman karena hukumnya fardu kifayah. Artinya bila tidak dilaksakan maka kita semua akan menanggung dosa,” kata Dwi Rahmawati.

Meski telah wafat, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tetap menghormati orang tersebut atau dikenal dengan sebutan adab. Adapun adab terhadap orang yang telah meninggal antara lain adalah, tidak mencela dan membicarakan keburukannya, berdiri saat ada iring-iringan jenazah sebagai bentuk penghormatan terakhir dan tidak memperlambat proses pemakaman jenazah tersebut.

Prosedur Pemakaman Jenazah Covid-19
Agar tidak menimbulkan penularan, pengurusan jenazah pasien Covid-19 dilakukan dengan hati-hati dengan menggunakan semua prosedur sesuai panduan dari Kemenkes, Kemenag dan MUI. Petugas kesehatan yang mengurus jenazah harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap untuk menghindari resiko penularan.
Penguburan jenazah pasien Covid 19 berdasarkan Fatwa MUI 18 Tahun 2020 yang menjelaskan tentang pedoman pengurusan jenazah yang terpapar Covid 19 mulai dari memandikan, mengafani, menyalatkan, sampai dengan proses penguburan jenazah dalam keadaan darurat telah dilakukan sesuai dengan protokol medis dan ketentuan syariah.
Sebelum dikebumikan, jenazah dibungkus kantong jenazah yang tidak tembus cairan untuk mengurangi resiko penyebaran virus kemudian dimasukkan ke dalam peti jenazah. Proses pemakaman pun harus dilaksanakan sesegera mungkin.

Memutus Rantai Penyebaran Covid-19
Virus Corona yang diduga masuk ke Indonesia sejak 14 Februari 2020 lalu terus berkembang pesat dan menyebar hingga ke seluruh pelosok tanah air. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB Jakarta menyebutkan, data terbaru, Sabtu 4 April 2020 jumlah kasus pasien positif Corona bertambah 106 kasus. Sehingga total kasus akumulatif menjadi 2.092 kasus.
Untuk membantu meringankan tugas para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya yang berada di garda terdepan, kini saatnya kita sebagai masyarakat untuk memutus rantai penyebaran dan menahan laju penularan virus Covid-19. Penyebaran virus yang terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung ini dapat ditekan dengan cara sebagai berikut;
Mengurangi pertemuan dengan orang banyak. Sebaiknya tetap diri di rumah saja bila tidak ada hal mendesak yang dilakukan di luar rumah.
Cara lainnya adalah dengan rajin mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Karena sebenarnya virus yang dilapisi lemak ini sangat lemah dan mudah mati apabila terkena sabun. Sebisa mungkin hindari menyentuh wajah, khususnya mata, hidung dan mulut untuk mencegah masuknya virus ke dalam tubuh.
Seperti yang kita ketahui, penularan virus covid-19 secara langsung terjadi ketika pasien positif Covid-19 mengalami batuk atau bersin mengeluarkan tetesan atau percikan yang dapat mengenai orang lain yang berada sekitar satu meter di dekatnya. Oleh sebab itu penting bagi penderita batuk pilek untuk menggunkan masker dan menjaga jarak agar tidak menularkan pada orang lain.
“Sebagai antisipasi mandiri, sebaiknya kita kurangi interaksi sosial dengan tetap berada di rumah saja. Bila ada kepentingan mendesak yang menyebabkan harus keluar rumah, lindungi diri dengan menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, dan segera mencuci tangan dan mandi setelah melakukan aktivitas di luar rumah,” kata Dira. [ ]


Tribun Kaltim. Selasa, 7 April 2020

Anak Main Gunting, Siapa Takut! Menggunting Melatih Anak Belajar Menulis


Anak Anda suka main gunting di rumah? Jangan buru-buru dimarahi dulu ya, Bu. Sebaiknya segera dampingi anak dan ajari cara menggunting dengan benar. Lalu jelaskan pada mereka apa saja yang boleh dan tidak boleh digunting.
Menggunting merupakan kegiatan menyenangkan bagi anak-anak sekaligus dapat melatih kekukatan jari-jari mereka sebagai persiapan belajar menulis. Otot jari dan tangan anak yang terlatih akan memudahkan mereka memegang pensil dengan baik dan benar, sehingga mereka lebih mudah saat belajar menulis.
“Ada beberapa anak usia enam tahun lebih tetapi belum bisa memegang pensil dengan baik,” kata pemerhati pendidikan, Dwi Rahmawati. 
Penulis buku yang akrab dipanggil Dira ini menambahkan bahwa keadaan tersebut membuat anak kesulitan saat menulis apalagi bagi mereka yang telah menempuh pendidikan dasar. Belum terlambat untuk melatih kekuatan jari dan otot tangan anak, caranya adalah dengan melakukan permainan sederhana yang dapat melatih motorik halus tersebut.
Kemajuan teknologi yang ditandai dengan semakin canggihnya gawai yang dimiliki setiap keluarga ikut mempengaruhi cara bermain anak. Orang tua yang sibuk memilih memberikan gawai untuk menenangkan anak-anaknya. Padahal anak-anak dapat diarahkan untuk melakukan permainan ketangkasan yang membuat mereka aktif bergerak karena sifatnya menyenangkan.
Gawai yang oleh sebagian orang tua dianggap sebagai solusi dalam masalah pengasuhan ini justru dapat menimbulkan masalah yang cukup rumit bagi anak, yaitu kecanduan permainan virtual. Apalagi anak belum bisa mengendalikan diri dengan baik, sehingga harus terus diarahkan. Sementara orang tua tak punya banyak waktu untuk mengawasi anak-anak mereka bermain gawai.
            Padahal masih banyak permainan yang dapat dilakukan anak-anak selain permainan virtual, misalnya mengenalkan berbagai macam permainan tradisional. Selain itu, kegiatan menggunting juga bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif permainan yang menyenangkan, tentunya harus dibawah bimbingan orangtua.
            Kegiatan menggunting yang dilakukan oleh anak dapat melatih otak kiri mereka. Kemampuan menggunting tepat pada garis pola melatih anak untuk melakukan segala sesuatu dengan tepat, serta melatih koordinasi tangan dan mata anak saat menggerakkan gunting dengan jari-jarinya.

Buku Pintar Menggunting
            Untuk memudahkan orang tua dan guru dalam bermain gunting, Ibu tiga anak ini menulis buku berjudul Pintar Menggunting yang diterbitkan oleh Rainbow imprint Penerbit Andi Yogjakarta. Dalam buku setebal 120 halaman tersebut, anak-anak bisa praktik menggunting garis lurus, garis miring, zig-zag, lengkung, bergelombang. Selain itu anak-anak juga dikenalkan dengan pola menggunting bentuk geometri, yaitu segitiga, lingkaran, dan macam-macam garis kombinasi.


Deskripsi Buku

Judul        : Pintar Menggunting        
Penulis     : Dwi Rahmawati
Ilustrator  : Endy Astiko
Tebal        : 120 halaman
Penerbit   : Rainbow (Imprint Penerbit Andi)
ISBN         : 978-602-53860-6-0

            Buku seri aktivitas anak ini disajikan dengan gambar ilustrasi menarik yang dibuat oleh Endy Astiko. Harapannya agar anak tidak bosan dan bersemangat menggunakannya. Kecakapan anak semakin terasah saat memasuki ‘Bab Gunting dan Tempel’ yang mengasah kemampuan berfikir anak untuk tidak hanya menggunting tetapi mahir menyusul hasil guntingannya yang berupa kepingan puzzle sederhana menjadi gambar utuh.
            Di bagian akhir buku terdapat permainan menggunting yang tak kalah seru, yaitu pada ‘Bab Yuk, Membuat Mainan’. Setelah menggunting pola bergambar, anak dapat melipat hasil guntingan dan memainkannya. Sebagai bentuk penghargaan pada anak yang telah berhasil menggunting dengan baik, dibagian akhir buku terdapat sertifikat sebagai bentuk reword yang dapat diisi dengan data pribadi anak beserta foto. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak karena pekerjaan yang dilakukannya mendapat apresiasi positif dari orang tua dan guru.
            “Buku ini merupakan salah satu dari sekian banyak permaian yang dapat dilakukan anak dengan mudah dan menyenangkan,” kata Dira. Menurutnya, orang tua dan guru dapat merangcang jenis-jenis permainan lainnya untuk menstimulasi kecerdasan anak sehingga dapat berkembang maksimal. Karena anak yang memiliki pengalaman bermain dan bergerak biasanya akan tumbuh lebih cerdas dan kreatif. [ ]

Tribun Kaltim. Senin, 2 Maret 2020