Senin, 29 Juli 2013

[BodrexJuaranyaCepat] Bodrex Redakan Sakit Kepala saat Perjalanan

Sakit kepala sekilas terdengar sepele namun bila Anda mengalaminya ternyata sakitnya cukup menyiksa. Sakit kepala menyerang siapa saja, bahkan bagi sebagian orang penyakit ini menjadi hal yang rutin dihadapi dalam hidupnya. Kepala nyut-nyutan dan terasa sakit, membuat kita tak berdaya dan tidak bisa menyelesaikan aktivitas saat itu karena tidak dapat berkonsentrasi.

Segera tidur, itulah yang saya lakukan kemudian, lumayan bisa mengusir rasa sakit di kepala. Tapi bagaimana ketika sakit kepala menyerang saat kita bekerja di kantor atau sedang bepergian atau beraktivitas di luar rumah? Tidur, tentu bukan cara yang efektif. Dan bila dibiarkan begitu saja tanpa segera diobati, rasa sakit kepala kian menyiksa.

Saya pernah mengalami sakit kepala saat sedang berlibur keluar kota bersama keluarga tercinta. Hampir saja liburan yang sudah saya rancang jauh-jauh hari tersebut terancam gagal. Perjalanan dari Samarinda menuju Jombang yang melalui kota Balikpapan dan Surabaya yang seharusnya menyenangkan tidak bisa saya nikmati dengan nyaman. Apalagi saya membawa dua anak yang masih Balita.

Bermula dari sebuah penyedia layanan trasnportasi dari Samarinda menuju bandara Balikpapan yang menghubungi saya dan menyatakan bahwa mobil mereka yang telah kami pesan delapan jam sebelum keberangkatan ternyata mengalami kerusakan. Fatalnya lagi, informasi tersebut disampaikan 30 menit sebelum keberangkatan. Dan mereka tidak dapat mencarikan gantinya, karena sebagian besar armada taxi yang mereka miliki telah dipesan.

Perjalanan yang Menegangkan
Saya mulai tegang, rasa cemas dan kecewa datang silih berganti. Mendapatkan taxi menuju bandara tidak semudah yang saya bayangkan, setelah menghubungi sekian banyak penyedia layanan jasa angkutan luar kota lainnya, semua kendaraan ternyata telah dipesan. Mungkin bertepatan dengan masa liburan. Satu-satunya yang tersisa adalah bis.

Menggunakan bis untuk mengejar penerbangan bukanlah pilihan tepat, apalagi jurusan bis yang kami gunakan tidak memiliki akses ke bandara udara. Jalur yang dilewati pun adalah jalur jalan protokol yang menanjak dan berliku, terkadang melintasi pasar tumpah dan jalan yang rawan macet. Belum ada jalan bebas hambatan atau jalan tol di provinsi kami.

Fayruz putri saya yang berusia empat tahun mulai rewel, keringatnya mulai bercucuran saat bis ekonomi tanpa fasilitas pendingin ruangan itu berjalan merayap dalam kepadatan lalu lintas. Fadhil adiknya yang berusia dua tahun ikut merengek. Bersamaan dengan itu, kepala saya mulai terasa nyut-nyutan. Namun naluri sebagai ibu untuk menenangkan anak-anak membuat saya mengabaikan rasa sakit itu. Berbagai camilan dan minuman yang berikan pada anak-anak, hingga mereka kenyang.

Jarum jam terus merangkak sementara bis melaju santai. Balita saya terlelap dalam pelukan saya dan suami, namun pikiran saya tetap saja tak tenang. Saya terus berdoa dalam hati, semoga kami tak ketinggalan pesawat. Bagaimana tidak, seharusnya pada jam tersebut kami sudah melakukan check in di maskapai penerbangan. Kenyataannya, kami masih harus menempuh separuh perjalanan lagi menuju bandara.

Saya merasa otot di bagian kepala, bahu dan belakang leher merasa tegang. Saya pun menegakkan posisi duduk tegak lurus untuk mengurangi rasa sakit akibat kontraksi otot yang terus menerus. Kulit kepala saya berdenyut, seakan menjalar ke seluruh kepala. Ingin menangis rasanya, saya berharap ada pedagang asongan menjajakan obat sakit kepala di dalam bis yang melaju.

“Permisi, Bu. Boleh saya minta air minumnya?” suara lembut seorang ibu yang duduk di belakang saya membuyarakan lamunan. Rupanya ia melihat saya membawa banyak persediaan makanan dan minuman untuk anak-anak. Saya pun memberinya segelas air mineral. Ia tersenyum, kemudian meminum sesuatu.

“Sakit apa, Bu?” tanya saya penasaran dengan obat yang diminumnya.
“Sakit kepala, Bu. Nyut-nyutnya itu lho, menyiksa rasanya.” 
Saya pun menceritakan keluhan sakit kepala yang saya rasakan, ibu itu membuka dompetnya, saya terkejut melihat satu kotak Bodrex persediaan obat sakit kepala yang dibawanya. Kemudian dia memberikan satu blister Bodrex berisi 10 tablet. Saya sempat menolak karena terlalu banyak, namun si ibu berkeras dan saya pun menerimanya dengan senang hati.



Karena dapat diminum kapan saja meski perut dalam keadaan kosong, saya pun segera meminumnya. Tak berapa lama kemudian rasa sakit yang bersarang di kepala saya mulai sirna. Dan saya bisa kembali berkonsentrasi dan berfikir tenang mengurus dua Balita dan melanjutkan perjalanan dari terminal bis kota Balikpapan ke bandara Sepinggan dengan menggunakan ojek.

Sedia Bodrex Sebelum Sakit kepala
Perjalanan yang menegangkan telah terlewati. Syukurnya pesawat yang kami tumpangi mengalami penundaan keberangkatan karena sesuatu hal. Dan ketika saya beserta keluarga tiba di bandara, kami masih sempat check in, mengurus barang bawaan agar masuk bagasi, dan naik pesawat menuju Surabaya.

Di dalam pesawat, suami saya tampak lemas, ketika saya tanyakan kenapa, ternyata ia mengeluh sakit kepala. Rupanya selama dalam perjalanan tadi suami saya sangat stress, hingga sakit kepala. Dengan bangga saya memberinya Bodrex yang terdiri dari dua lapisan yang menandung parasetamol 600mg dan kofein 50mg. Dan sakit kepalanya sirna bersamaan dengan mendaratnya pesawat yang kami tumpangi di Surabaya.

Ini menjadi pelajaran berharga buat saya. Saat bepergian, selain membawa bekal makanan dan minuman yang cukup ternyata penting menyiapkan obat-obatan pribadi, termasuk membawa Bodrex untuk meringankan sakit kepala. Tidak hanya itu, Bodrex juga membantu meringankan sakit gigi dan dapat menurunkan demam.

Kenali jenis sakit kepala yang anda alami dan pilih Bodrex yang sesuai, karena Bodrex hadir dalam beragam jenis sesuai dengan kebutuhan, yaitu;
  • Bodrex, meringankan sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan demam. Tiap blister berisi 10 tablet yang mengandung parasetamol 600mg dan kofein 50mg. Parasetamol selain berfungsi sebagai analgesik untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi, juga bekerja sebagai antipiretik untuk menurunkan demam.
  • Bodrex Flu & Batuk, meredakan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk. Dalam tiap blister terdiri dari 4 tablet yang bekerja sebagai analgetik/antipiretik, anti tusiv, dan dekongestan hidung.
  • Bodrex Migran, meringankan rasa sakit kepala pada migran. Tiap blister berisi 4 tablet yang mengandung parasetamol 350mg, propifenazon 150mg, kofein 50mg.
  • Bodrex Extra, tiap blister berisi 4 tablet yang mengandung paracetamol 350mg, ibuprofen 200mg, dan caffeine 50mg. Efek analgesik dari paracetamol dan ibuprofen bekerja sinergis dengan caffeine dalam meredakan sakit kepala.



Jadi, pastikan anda membawa Bodrex saat melakukan perjalanan jauh. Saat sakit kepala menyerang tuntaskan dengan Bodrex, perjalanan dan aktivitas lain pun kembali lancar. [ ]




 





2 komentar: