Jumat, 12 Mei 2017

Inni Indarpuri, Sastrawan Kaltim Nan Memesona

Inni Indarpuri, nama perempuan cantik ini sangat populer di komunitas penulis di Ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Karya sastra baik itu prosa fiksi dan non fiksi berhasil diciptakan dengan penuh dedikasi. Editor berprestasi dari sebuah penerbitan nasional Indonesia pun terpesona dengan prestasi menulisnya. Wajar saja bila surat elektronik atau electronic mail dari penerbit berdatangan membanjiri, meminangnya untuk menjadi penulis mereka.

Mbak Inni begitu ia biasa disapa, berpenampilan modis dan fashionable memangselalu menarik perhatian. Kesan hangat tertangkap setiap kali berbincang dengannya. Perempuan mapan yang selalu tulus berbagi dengan sesama ini dicintai para sahabat. Meski telah menghasilkan puluhan buku bermutu, tak lantas membuatnya pongah.

Siapa sangka di balik keanggunan dan tangan dinginnya terlahir novel-novel inspiratif. Sudahkah Anda membaca novel berjudul Gampiran? Novel yang mengangkat isu lingkungan yang dibalut budaya khas Kalimantan ini terasa begitu istimewa. Demi memenuhi kebutuhan ekonomi, sekelompok orang mengeksploitasi kampung yang asri untuk mendapatkan batubara. Dermaga pengangkut hasil tambang pun dibangun. Mengorbankan barisan pohon bakau dan nipah di sepanjang bibir sungai.


Inni Indarpuri sang penulis berhasil mengangkat mitos yang tidak biasa ke dalam novel. Yaitu kisah persaudaraan manusia (Munita) dengan saudara kembarnya seekor buaya putih bernama Monika sebagai tokoh utama. Kisah percintaan sesama buaya, perselingkuhan, kisah cinta manusia dengan manusia, serta percintaan buaya dan manusia mampu mengaduk-aduk perasaan pembaca.


Kekecewaan, penghianatan, hingga kasih sayang antara ibu dan dua anak kembar yang istimewa, dan kasih sayang antar saudara yaitu buaya dan manusia memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya komunikasi.

Sebelumnya Inni Indarpuri telah berhasil memikat pembaca melalui novel perdanannya berjudul ‘Di Antara Dua Cinta’. Novel ini tercatat sebagai novel dengan penjualan terbaik di sebuah toko buku nasional yang membuka cabang di Samarinda. Isu besar yang diangkatnya adalah mengisi kekurangan guru berkualitas di daerah terpencil dengan mengirimkan lulusan terbaik perguruan tinggi untuk mengabdi sebagai guru.

Ia mengakui, kenyataan di pedalaman Kalimantan masih saja ada guru yang meninggalkan penempatannya, dan minta dipindahtugaskan ke Samarinda. Keadaan ini wajar terjadi mengingat kurangnya fasilitas transportasi dari dan menuju lokasi pengabdian.

Ditambah minimnya alat komunikasi, tidak adanya layanan listrik belum lagi pembayaran gaji yang terlambat seakan menambah daftar penderitaan para guru tersebut. Parahnya lagi, gaji tersebut masih harus diambil sendiri ke kecamatan terdekat yang jaraknya tidak dekat.

Lagi-lagi keindahan alam Kalimantan digambarkan dengan sangat detail dalam novel ini. Rupanya Inni Indarpuri mempersiapkan novel ini dengan sangat matang. Salah satu cara yang ditempuhnya adalah dengan melakkukan survei lapangan langsung, menjelajah ke pelosok desa di pedalaman. Bahkan ia mendokumentasikan foto-foto sekolah, rumah dan lingkungan sekitar kediaman Horizon, nama salah satu toko dalam novel tersebut.

Tak berlebihan bila Inni dinobatkan sebagai salah satu sastrawan muda yang dimiliki Kalimantan Timur. Karya sastranya terus bermunculan. Kiprahnya di dunia tulis menulis sudah sangat mumpuni. Segudang prestasi telah diraih dan mendapatkan penghargaan nasional, antara lain juara dua Lomba Menulis Jurnalistik Anak Berkebutuhan Khusus dari Kemendikbud Jakarta tahun 2012 dan juara satu Writing Competition SDF Bandung, Jawa Barat 2014.

Disela kesibukan menulisnya, Inni yang tercatat sebagai pegawai negeri sipil Provinsi Kalimantan Timur sejak tahun 1992 juga aktif di bidang kesehatan. Salah satunya dengan menjadi pengurus inti untuk memberi dukungan kepada para penderita lupus dan tergabung dalam Suforda atau Support For Orang Dengan Lupus untuk wilayah Kalimantan Timur.

“Saya merasa terpanggil untuk memberikan informasi dan pemahaman tentang penyakit lupus bagi penderita dan keluarganya, agar mereka tetap semangat untuk hidup,” begitu jawabnya saat ditanya apa alasannya bergabung di Suforda.

Penyakit lupus yang secara ilmiah dikenal dengan Systemic Lupus Erythematosus sudah ada sejak tahun 1800-an. Sayangnya sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan timbulnya penyakit ini dan bagaimana pengobatannya. Bahkan selama lebih dari 40 tahun terakhir, belum ada penemuan baru mengenai pengobatan bagi penyakit yang tidak menular tetapi berisiko mematikan ini. 

Inni adalah perempuan tangguh. Semangat menulisnya mampu menyisihkan puluhan kontributor lain di seluruh Indonesia. Beberapa antologinya antara lain, “SELAKSA MAKNA CINTA-antologi Cerpen dan Puisi, Pustaka Puitika Jogjakarta-Oktober 2010. “GORESAN CINTA KUPU-KUPU – Nuansa Cendekia-Bandung, Januari 2010.  “SURAT UNTUK TUHAN-antologi True story Penerbit Birde Publising, Mei 2011.

Bersama komunitas facebook Ibu-ibu Doyan Nulis , ia menelorkan dua buku Antologi, FOR THE LOVE OF MOM dan AMAZING MOM- Indriscrip Creatif. Tulisan Inni lainnya adalah, Kisah INPIRATIF-Anjari Blog detik, Kalimantan Timur Dalam Cerpen Indonseia, Kalimantan Timur dalam Novel Indonesia, dan 22 Cerpen Pilihan – Penerbit Metro.


Pecinta kuliner Kerupuk dan semua kudapan tradisional Banjar ini kembali melahirkan novel ketiga pada tahun 2012. Novel andalannya dengan judul Never Give Up” menceritakan remaja kelas III SMA yang didera ujian bertubi-tubi namun mampu tegar dan bersyukur. Selain memuat unsur moral ikatan kekeluargaan dan persahabatan, dalam ini terasa motivasi  untuk tetap semangat tidak menyerah dalam menghadapi segala cobaan. Novel ini pun memberikan pelajaran bagi pembaca mengenai penyakit Lupus dan selukbeluknya.

Satu lagi karya apiknya berhasil diterbitkan penerbit nasional BIP Gramedia Pustaka Utama dengan judul ‘Maaf, Aku Selingkuh’. Terinspirasi dari kisah nyata dalam pernikahandan rumah tangga yang tak selalu berjalan mulus.  Berbagai macam masalah dan tantangan hadir silih berganti.  Namun apakah secepat itukah pernikahan berakhir dengan perceraian?  Begitu sulitkah memelihara ikatan pernikahan.

Inni Indarpuri mengemas semua kegundahan itu dan mengambil hikmah dari setiap kejadian dalam rumah tangga secara subjektif dan membagikan pelajaran berharga tersebut dalam buku ini.

Membaca tulisan Inni akan membuat kita semakin berdecak kagum. Betapa piawainya sang sastrawan ini membagi tugas sebagai ibu, pegawai kantor, sekaligus penulis papan atas. Dalam berbagai kesempatan terbuka, ia tak segan berbagi ilmu tentang kepenulisan dalam sebuah seminar, pelatihan, atau saat berkunjung ke kediamannya.

Penulis Buku Anak
Setelah sukses menerbitkan novel untuk kalangan dewasa, tak membuat Inni lantas berpuas diri. Bersama sahabatnya yang bernama RF Dhonna, ia kembali menulis novel untuk anak berjudul ‘Kerawing dan Batu Kecubung Biru.’ Petualangan yang mendebarkan dikemas dalam alur yang runtut. Lagi-lagi setting tempat dideskripsikan dengan baik. Pesona Desa wisata budaya Pampang seakan tergambar jelas.

Pesan moral yang kuat menumbuhkan kesadaran pembaca cilik untuk mencintai alam dengan menjaganya sebaik mungkin. Kerawing nama tokoh utama dalam novel ini diambil dari nama seorang peneliti asing yang diberikan oleh pemangku adat Dayak. Kerawing yang artinya bintang kejora mampu menunjukkan betapa hebatnya ikatan persahabatan hingga melahirkan keberanian, tanggung jawab, dan  rasa rela berkorban.

Tulisan Inni lainnya juga turut meramaikan dunia bacaan anak. Buku cerita bergambar atau pictorial book pertamanya berjudul ‘Palupi dan Pandangi’ yang diterbitkan oleh Andi Publisher Jogjakarta. Dalam buku ini, ia mengangkat satwa liar rusa sebagai tokoh utama sekaligus berkampanye untuk melindungi satwa tersebut dari perburuan liar.

‘20 Tokoh Sukses Dunia yang Dulu Dianggap Bodoh’ adalah buku yang berisi kisah tokoh dunia yang dulu tersisih dan disangka idiot dan ternyata dikemudian hari menjadi orang paling sukses di dunia. Kisah tersebut diharapkan mampu memotivasi anak-anak Indonesia yang kurang berkembang akademiknya agar tetap semangat meraih kesuksesan. Buku terbitan Tiga Serangkai ini sangat cocok untuk para orang tua untuk berbesar hati menerima apapun kondisi anak-anak mereka.

Pengalaman saat bertugas mengelilingi berbagai negara di Asia hingga Eropa menginspirasinya untuk kembali melahirkan buku cerita anak berjudul ‘Andai Salju Turun di Indonesia.’ Dan buku lain berjudul ‘Sejarah Penemuan Penting Dunia.’

Inni Indarpuri adalah satu dari sedikit perempuan sastrawan Kaltim yang masih eksis menulis. Wajar saja bila saya, anda, dan kita semua terpesona pada karyanya. Berkaca padanya, semoga mampu memotivasi perempuan lainnya, khususnya yang berada di kawasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara untuk berkarya.

Jangan malu dan takut untuk menulis. Segerakan untuk memulai, dan bertanyalah pada sang ahli bila menghadapi kendala seputar dunia kepenulisan. Mbak Inni Indarpuri, sastrawan Kaltim itu ternyata tidak hanya memesona tapi juga menginspirasi, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar