Laman

Minggu, 30 Desember 2012

Waspada, Kekurangan Zat Besi dan Seng Bisa Berakibat Fatal

Saya selalu memperhatikan perkembangan kedua buah hati saya yang masih Balita dan Batita. Fayruz yang baru genap berusia 4 tahun dan adiknya Fadhil yang akan memasuki usia 2 tahun, mereka sedang berada dalam ‘usia emas’ di mana fisik dan otak sedang dalam masa pertumbuhan terbaiknya atau sering disebut usia penting anak.


Bersama Fayruz dan Fadhil
Meskipun kebutuhan tubuh akan zat gizi mikro sangat sedikit, namun kehadirannya sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Bahkan asupan gizi mikro selama 1.000 hari pertama adalah penentu kehidupan selanjutnya. (Lihat di sini)

Kekurangan zat gizi mikro yang berlarut-larut dalam jangka lama dapat mengakibatkan malnutrisi dan berpengaruh pada peningkatan angka kesakitan dan kematian, serta mempengaruhi gangguan yang serius pada tumbuh kembang anak.

Zat Mikro yang Penting

Zat besi dan Seng adalah mineral penting untuk pertumbuhan awal otak, membantu metabolisme, pembentukan daya tahan tubuh, pengendalian syaraf, dan pertumbuhan anak. Ironisnya kekurangan zat besi dan seng yang tidak disadari ini justru menimpa balita dan anak-anak usia sekolah dasar.

Prevalensi anemia defisiensi besi pada anak Balita di Indonesia sekitar 40-45 persen. Sedangkan kajian Kemenkes pada 2006 menyebutkan, prevalensi Balita yang mengalami kekurangan zinc mencapai sebesar 32 persen.

Saat lahir, cadangan Zat besi pada bayi tergantung keadaan ibu. Bila ibu sudah mengalami kekurangan Zat besi,  maka cadangan Zat besi pada bayi juga kurang. Zat Besi didapat dari ASI dan susu formula yang mengandung Zat besi.

Penyebab terjadinya kekurangan zat besi dalam tubuh anak terjadi karena kebutuhan zat besi yang meningkat untuk tumbuh kembang yang tidak diimbangi dengan asupan seimbang. Pada usia satu tahun, defisiensi Zat besi terjadi karena pemberian makanan yang kurang mengandung Zat besi, khususnya saat masa penyapihan.

Layaknya petugas kesehatan, saya selalu memantau pertumbuhan tinggi dan berat badan Fayruz dan Fadhil dan memastikan angka-angka yang tertera sesuai dengan tahapan usia dan tumbuh kembang yang sewajarnya. Sesekali saya berkunjung ke dokter spesialis anak untuk mengkonsultasikan kondisi kedua buah hati, meski tidak dalam keadaan sakit.

Saya tidak ingin Balita dan Batita kesayangan saya menambah daftar panjang 900 ribu Balita Indonesia lainnya yang telah mengalami kekurangan gizi, sebagaimana data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan pada 2012. Fakta lain menyebutkan, Indonesia berada dalam posisi lima besar di dunia yang anak-anak usia Balitanya masih menderita kekurangan gizi.

Sementara itu Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan tahun 2010 pada Balita meramalkan, anak Indonesia ke depan pendek dan gemuk. Hal ini terjadi karena mereka kurang mengonsumsi pangan hewani, dan terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis dan kurang gerak.

Data Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan, 35,6 persen anak Indonesia berusia 6-12 tahun tubuhnya lebih pendek daripada seharusnya. Sementara, 12,2 persen anak lebih kurus daripada semestinya. Sebaliknya, prevalensi kegemukan mencapai 9,2 persen. (Lihat di sini)

Ketakutan terus menghantui, saya tak ingin kedua buah hati saya menderita anemia dan tidak mengalami peningkatan tinggi badan atau pendek. Dua indikator yang dapat dilihat pada Balita dan anak-anak yang mengalami kekurangan asupan Zat besi dan Seng di masa penting pertumbuhannya.
  
Mitos Penyakit Buyu

Saya menyadari kesadaran masyarakat umum terhadap kebutuhan gizi mikro masih kurang. Bahkan banyak diantara ibu-ibu yang memiliki bayi, Balita dan anak usia sekolah dasar yang belum memahami bagaimana ciri kekurangan vitamin dan zat gizi makro serta dampaknya bagi anak-anak mereka kelak.

Kekurangan vitamin dan mineral atau zat gizi mikro disebut juga dengan istilah 'kelaparan tersembunyi' ini justru banyak melanda masyarakt modern di Indonesia dan menjadi masalah serius.

Pengalaman nyata yang saya temukan di sekitar kehidupan saya adalah, masih banyak ibu-ibu yang percaya pada mitos tentang penyakit buyu. Saya tinggal di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur dan saya sering menemukan ibu-ibu yang memilih membawa anaknya berkonsultasi ke ‘orang pintar’ dan mendapatkan solusi pengobatan dengan ‘ditawar’.

Obatnya pun beraneka macam, ada yang diberi air yang telah dibacakan doa-doa untuk diminumkan kepada anak yang bersangkutan. Ada pula yang anaknya diurut atau dimandikan oleh orang yang dianggap ‘pintar’ karena mengetahui ciri penyakit tersebut.

Menurut pengamatan saya, anak-anak yang dinyatakan terkena buyu umumnya usia bayi, Batita, dan Balita. Gejala yang ditunjukkan adalah rata-rata mereka tidak memiliki nafsu makan sehingga terlihat kurus, tidak mengalami penambahan tinggi badannya atau pendek, mudah terserang penyakit, terlihat lesu dan loyo. Hampir mirip dengan gelaja kekurangan Zat besi dan Seng.

Sayangnya para ibu-ibu yang anaknya mengalami ciri-ciri tersebut sebagian besar tidak mengkonsultasikan hal tersebut ke ahli gizi atau dokter spesialis anak, sehingga tidak diketahui secara pasti apa sebenarnya penyakit buyu yang terlanjur menjadi mitos dan dipercaya turun temurun.

Dan ketika dibawa ke Posyandu, anak-anak penderita buyu tersebut memiliki berat dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia mereka seharusnya. Sehingga mereka kemudian dikategorikan penderita gizi buruk yang berhak mendapat susu tambahan dan makanan pendamping ASI gratis dari Puskesmas terdekat di lingkungan tempat tinggal saya.

Kenali Gejalanya

Balita dan anak-anak usia sekolah yang mengalami kekurangan Zat besi biasanya memiliki berat badan lebih rendah dari yang seharusnya. Selain itu juga menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga Balita dan anak-anak rentan mengalami infeksi.

Jika kekurangan Zat besi berlanjut dapat mengakibatkan defisiensi besi dengan gejala awal anemia atau kekurangan sel darah merah yang berperan untuk mengikat oksigen dalam tubuh. Kurangnya oksigen dalam darah menyebabkan timbulnya rasa lemah, letih, lesu, dan sulit konsentrasi.

Hasil penelitian mengatakan bahwa zat besi mempengaruhi fungsi kognitif dan perilaku karena besi diperlukan untuk metabolisme neurotransmitter dan fungsi memori. Sehingga anak yang kekurangan Zat Besi dapat mengalami gangguan pemusatan perhatian, kecerdasan dan prestasi belajar menurun.

Sedangkan untuk mengetahui seorang anak kekurangan asupan Seng dapat dilihat dari nafsu makannya yang menurun dan pertumbuhan tinggi badan yang lambat, tidak sesuai dengan perkembangan usia yang semestinya atau pendek.

Seng atau yang dikenal dengan Zink memilliki peran penting untuk menstimulasi 100 enzim dan protein yang mendukung reaksi biokimia dalam tubuh, membantu sistem pertahanan tubuh, memperkuat kemampuan indera perasa dan penciuman. Selain itu, seng berperan pula dalam proses pembentukan genetik, yaitu pada Deoxyribose Nucleid Acid (DNA).

Kekurangan Seng dalam tubuh dapat mengganggu imunitas dan menghambat penyerapan Zat besi dalam tubuh. Seng juga berperan dalam mencegah diare dan akumulasi kolesterol dalam pembuluh darah.

Sumber Zat Besi dan Seng

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro, sebenarnya alam telah menyediakan bahan makanan yang kaya akan gizi dan nutrisi tinggi. Zat besi dan Seng banyak ditemukan pada sayuran hijau, hati, ikan, ayam, daging merah, telur, dan kacang-kacangan.

Bahan Makanan yang Kaya Zat Besi dan Seng
Namun bagi sebagian orang, mengkonsumsi ayam, daging, brokoli, dan hati masih termasuk barang mahal, hingga sering kali tidak terpenuhi. Ditambah lagi kebiasaan anak yang pilih-pilih makanan dan susah mengkonsumsi sayuran hijau membuat mereka rentan mengalami kekurangan Zat besi.

Sebagai ibu muda, saya masih terus belajar untuk menjadi ibu yang baik untuk kedua buah hati. Mulai dari merawat, mengasuh, mendidik hingga menyiapkan menu lengkap dengan nutrisi, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.

Meski saya telah berusaha keras mengatur keseimbangan gizi di masa penting pertumbuhan mereka melalui sajian menu makanan yang dikonsumsi pagi, siang dan malam hari, namun masih saja terdapat kekurangan. Saya tidak dapat memastikan apakah zat gizi pada makanan tersebut tidak menyusut setelah melalui proses penyimpanan dalam lemari es dan proses memasak yang panjang.

Apalagi bila melihat perut Fayruz dan Fadhil yang kecil, rasanya tak tega bila meminta mereka memakan semua hidangan sekaligus. Membujuk mereka untuk mau makan saja rasanya sulit sekali, karena mereka terlalu asyik dengan dunia bermainnya.

Hitung Jumlahnya

Penting bagi kita untuk mengetahuan jumlah Zat besi dan Seng yang diperlukan untuk anak-anak sesuai dengan usianya.

Angka kecukupan Seng berbeda-beda tergantung usia dan jenis kelamin. Menurut literatur Office Dietary Suplements National Institute of Health menyebutkan, bayi hanya membutuhkan sekitar sekitar 3 mg/hari, untuk anak usia 1-3 tahun sekitar 3 mg/hari, anak 4-8 tahun butuh sekitar 5 mg/hari, perempuan tidak hamil 8-9 mg/hari, perempuan hamil dan menyusui 11-12 mg/hari dan laki-laki dewasa 13-19 mg/hari.

Sedangkan Zat besi yang diperlukan tubuh hanya 1-2 mg per hari, karena penyerapan dari bahan makanan hanya 10 % maka asupan yang diperlukan bisa mencapai 1-20 mg/hari.

MilKuat Botol Tiger Solusinya

Untungnya ada Milkuat botol tiger, susu yang kaya nutrisi, vitamin dan mineral serta mengandung tambahan unsur Zat besi dan Seng dalam jumlah seimbang, membantu saya menemukan cara baru melengkapi kebutuhan nutrisi Fayruz dan Fadhil.

Milkuat Botol Tiger Rasa Strawbery dan Cokelat Solusinya
Kemasannya yang menarik membuat kedua Balita saya jatuh hati. Tanpa diminta, mereka segera menyambar botol bergambar harimau tersenyum dan menghabiskan 170 ml Milkuat dalam botol tiger yang mengandung energi total 120 kkal hingga beberapa kali. Selain itu kandungan Lemak, Protein, Karbohidrat, gula, natrium, Vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, B9, B12, Vitamin D, Kalsium, dan Fosfor dapat melengkapi kebutuhan nutrisi untuk menunjang pertumbuhan di usia emasnya.

Segala manfaat kebaikan nutrisi dan gizi terkunci rapat pada Milkuat botol tiger selama kemasan tidak bocor dan tidak gembung hingga sampai di tubuh anak-anak yang mengkonsumsinya. Lebih hemat, praktis dan mudah dibawa kemanapun saat anak-anak bepergian karena tak perlu disimpan di lemari pendingin.
Dengan minum susu dua gelas setiap hari dapat memenuhi sekitar 20-40% kebutuhan Zat besi, sedangkan sisanya bisa didapat dari konsumsi menu sehari-hari. 

Anak-anak disarankan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C agar mempercepat proses penyerapan Zat besi dalam tubuh. Tambahan asupan Zat besi penting diberikan pada anak usia balita (0-5 tahun), terutama usia 0-2 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kekurangan Zat besi sebelum terjadinya anemia.

Saya harus terus belajar dan banyak membaca informasi penting seputar tumbuh kembang anak dan bertanya pada ahlinya untuk menemukan solusi tepat. Segera penuhi kebutuhan nutrisi buah hati dengan memberikan makanan terbaik yang bergizi dan cukup mengandung zat mikro, diantaranya Zat besi dan Seng demi tumbuh kembang optimal mereka.

Fayruz Dapat berkonsentrasi Saat Membaca
Fadhil Menyenangi Buku-buku

Bersama Milkuat botol tiger, saya persiapkan anak-anak agar tumbuh menjadi generasi penerus yang kuat, cerdas dan mampu bersaing menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat di dunia yang kelak akan berkembang empat kali lebih cepat. Semoga generasi Indonesia mendatang lebih baik.

***

19 komentar:

  1. Terimakasih sudah mengirim artikel untuk lomba tahap ke 2 untuk 10 nominator blog #tigermilkuat... artikel sudah di terima Tim VIVAlog...

    BalasHapus
  2. Kereeen dwiiii, inspiratif, memotivasi. saya suka.. saya suka... ^_*

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas kunjungannya mbak, semoga bener-bener bisa menginspirasi

      Hapus
  3. Keren mbak dwi... meskipun kondisimu sedang kurang fit, tapi tulisanmu tetap mantap... detail, edukatif dan inspiratif. btw salam ya buat si nona cantik dan jagoan yang jadi modelnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak Jannah, tulisannya saya buat singkat, padat namun tetap informatif, semoga mudah dipahami dan nggak buat bingung bacanya,
      Iya ni lagi kurang fit, mungkin harus cari tambahan nutrisi yang mengandung Zat Besi dan Seng juga ya hehehe...

      Hapus
  4. ulasanmu tentang peryakit buyu (terkena buyu) membuatku senyum-senyum, dulu disekelilingku juga percaya ini dan biasanya anak-anaknya dikasi gelang hitam...hehhe...

    Secara keseluruhan ulasan dan gambar-gambar di blog ini membuatku ingin cepat-cepat singgah ke warung terdekat, apalagi kalau ngga beli milkkuat...soalnya bikin ngiler,,,,pasti anak-anakku suka....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, mitos terkena buyu juga masih ada sampai saat ini, khusus diseputaran loa bakung tempat saya sih. Saya juga baru ngeh, ternyata cuma milkuat yang ada tambahan zat besi dan zink nya, kalo yang lain cuma zat besi aja.

      Hapus
  5. jadi punya byak info, nih...
    mkasih tulisannya, mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga bermanfaat ya informasinya, salam buat keluarga

      Hapus
  6. Wahhhh, informasinya sangat bermanfaat. Baru tahu kalau ada penyakit yang bernama Buyu. Hehehehe :D
    Adik saya yang masih SD suka banget minum Milkuat. Tubuhnya sehat dan pertumbuhannya lebih pesat dibanding teman sebaya yang lain. Selama ini dia juga selalu peringkat sepuluh besar di sekolah. Wahh ternyata Milkuat memang memberikan hasil maksimal :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak Endah sudah mampir, iya pemahaman tentang kekurangan zat besi dan seng belum begitu disadari, padahal bisa berakibat fatal
      Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat

      Hapus
  7. Aku sudah baca ............ penjelasannya dalem ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mbak Astri, senangnya dikunjungi lagi. Ulasan singkat biar gak pegel bacanya, semoga tidak mengurangi pesan moral yang ingin disampaikan.

      Hapus
  8. wah, tulisan mbak sangat bermanfaat sekali untukku demi pertumbuhan anak-anakk...

    tulisannya renyah, enak dibaca dan informatif. jadi lebih mudah kupahami. sukses terus ya mbak...

    BalasHapus
  9. makasih mbak Yun sudah berkenan mampir. Kalau mbak bisa memahami dengan mudah isi tulisan ini berarti saya sukses menyampaikan pesan penting dalam tulisan. Semoga bermanfaat ya mbak, salam buat anak-anak

    BalasHapus
  10. yuhuuuu... baru bisa berkunjung mba... nice article, insyaAllah kalau rezeki takkan kemana

    BalasHapus
  11. terima kasih mbak Irni, semoga bermanfaat ya tulisannya dan bisa dipraktekkan untuk mengamati tumbuh kembang si cantik, supaya gak kecolongan kekurangan zat besi dan seng di masa penting pertumbuhannya

    BalasHapus