Bersama Fayruz dan Fadhil |
Meskipun
kebutuhan tubuh akan zat gizi mikro sangat sedikit, namun kehadirannya sangat penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Bahkan asupan gizi mikro selama 1.000 hari pertama adalah penentu kehidupan
selanjutnya. (Lihat di sini)
Kekurangan zat gizi mikro yang berlarut-larut dalam jangka lama dapat mengakibatkan malnutrisi dan berpengaruh pada peningkatan angka kesakitan dan kematian, serta mempengaruhi gangguan yang serius pada tumbuh kembang anak.
Zat
Mikro yang Penting
Zat besi
dan Seng adalah mineral penting untuk pertumbuhan awal otak, membantu
metabolisme, pembentukan daya tahan tubuh, pengendalian syaraf, dan pertumbuhan
anak. Ironisnya kekurangan zat besi dan seng yang tidak disadari ini justru
menimpa balita dan anak-anak usia sekolah dasar.
Prevalensi anemia defisiensi besi pada anak Balita
di Indonesia sekitar 40-45 persen. Sedangkan kajian Kemenkes pada 2006
menyebutkan, prevalensi Balita yang mengalami kekurangan
zinc mencapai sebesar 32 persen.
Saat
lahir, cadangan Zat besi pada bayi tergantung keadaan ibu. Bila ibu sudah mengalami kekurangan Zat besi, maka cadangan Zat besi pada bayi juga kurang.
Zat Besi didapat dari ASI dan susu formula yang mengandung Zat besi.
Penyebab terjadinya kekurangan zat
besi dalam tubuh anak terjadi karena kebutuhan zat besi yang meningkat untuk
tumbuh kembang yang tidak diimbangi dengan asupan seimbang. Pada usia satu
tahun, defisiensi Zat besi terjadi karena pemberian makanan yang kurang
mengandung Zat besi, khususnya saat masa penyapihan.
Layaknya
petugas kesehatan, saya selalu memantau pertumbuhan tinggi dan berat badan
Fayruz dan Fadhil dan memastikan angka-angka yang tertera sesuai dengan tahapan
usia dan tumbuh kembang yang sewajarnya. Sesekali saya berkunjung ke dokter
spesialis anak untuk mengkonsultasikan kondisi kedua buah hati, meski tidak
dalam keadaan sakit.
Saya
tidak ingin Balita dan Batita kesayangan saya menambah daftar panjang 900 ribu
Balita Indonesia lainnya yang telah mengalami kekurangan gizi, sebagaimana data
yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan pada 2012. Fakta lain menyebutkan, Indonesia berada dalam posisi
lima besar di dunia yang anak-anak usia Balitanya masih menderita kekurangan
gizi.
Sementara itu Penelitian
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan tahun 2010 pada Balita
meramalkan, anak Indonesia ke depan pendek dan gemuk. Hal ini terjadi karena mereka
kurang mengonsumsi pangan hewani, dan terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis
dan kurang gerak.
Data Riset
Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan, 35,6 persen anak Indonesia berusia 6-12 tahun
tubuhnya lebih pendek daripada seharusnya. Sementara, 12,2 persen anak lebih
kurus daripada semestinya. Sebaliknya, prevalensi kegemukan mencapai 9,2 persen. (Lihat di sini)
Ketakutan
terus menghantui, saya tak ingin kedua buah hati saya menderita anemia dan
tidak mengalami peningkatan tinggi badan atau pendek. Dua indikator yang dapat
dilihat pada Balita dan anak-anak yang mengalami kekurangan asupan Zat besi dan
Seng di masa penting pertumbuhannya.
Mitos Penyakit Buyu
Saya
menyadari kesadaran masyarakat umum terhadap kebutuhan gizi mikro masih kurang.
Bahkan banyak diantara ibu-ibu yang memiliki bayi, Balita dan anak usia
sekolah dasar yang belum memahami bagaimana ciri kekurangan vitamin dan zat
gizi makro serta dampaknya bagi anak-anak mereka kelak.
Kekurangan
vitamin dan
mineral atau zat gizi mikro disebut juga dengan istilah 'kelaparan tersembunyi' ini justru banyak melanda masyarakt modern di Indonesia dan menjadi masalah
serius.
Pengalaman nyata yang
saya temukan di sekitar kehidupan saya adalah, masih banyak ibu-ibu yang
percaya pada mitos tentang penyakit buyu. Saya tinggal di Ibu Kota Provinsi
Kalimantan Timur dan saya sering menemukan ibu-ibu yang memilih membawa anaknya
berkonsultasi ke ‘orang pintar’ dan mendapatkan solusi pengobatan dengan ‘ditawar’.
Obatnya pun beraneka
macam, ada yang diberi air yang telah dibacakan doa-doa untuk diminumkan kepada
anak yang bersangkutan. Ada pula yang anaknya diurut atau dimandikan oleh orang
yang dianggap ‘pintar’ karena mengetahui ciri penyakit tersebut.
Menurut pengamatan
saya, anak-anak yang dinyatakan terkena buyu umumnya usia bayi, Batita, dan Balita.
Gejala yang ditunjukkan adalah rata-rata mereka tidak memiliki nafsu makan
sehingga terlihat kurus, tidak mengalami penambahan tinggi badannya atau
pendek, mudah terserang penyakit, terlihat lesu dan loyo. Hampir mirip dengan
gelaja kekurangan Zat besi dan Seng.
Sayangnya para ibu-ibu
yang anaknya mengalami ciri-ciri tersebut sebagian besar tidak mengkonsultasikan
hal tersebut ke ahli gizi atau dokter spesialis anak, sehingga tidak diketahui
secara pasti apa sebenarnya penyakit buyu yang terlanjur menjadi mitos dan
dipercaya turun temurun.
Dan ketika dibawa ke
Posyandu, anak-anak penderita buyu tersebut memiliki berat dan tinggi badan
yang tidak sesuai dengan usia mereka seharusnya. Sehingga mereka kemudian
dikategorikan penderita gizi buruk yang berhak mendapat susu tambahan dan
makanan pendamping ASI gratis dari Puskesmas terdekat di lingkungan tempat
tinggal saya.
Kenali Gejalanya
Balita dan anak-anak usia sekolah yang
mengalami kekurangan Zat besi biasanya memiliki berat badan lebih rendah dari
yang seharusnya. Selain itu juga menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga
Balita dan anak-anak rentan mengalami infeksi.
Jika kekurangan Zat besi berlanjut dapat
mengakibatkan defisiensi besi dengan gejala awal anemia atau kekurangan sel
darah merah yang berperan untuk mengikat oksigen dalam tubuh. Kurangnya oksigen
dalam darah menyebabkan timbulnya rasa lemah, letih, lesu, dan sulit konsentrasi.
Hasil penelitian mengatakan bahwa
zat besi mempengaruhi fungsi kognitif dan perilaku karena besi diperlukan untuk
metabolisme neurotransmitter dan fungsi memori. Sehingga anak yang kekurangan
Zat Besi dapat mengalami gangguan pemusatan perhatian, kecerdasan dan prestasi
belajar menurun.
Sedangkan untuk mengetahui
seorang anak kekurangan asupan Seng dapat dilihat dari nafsu makannya yang
menurun dan pertumbuhan tinggi badan yang lambat, tidak sesuai dengan
perkembangan usia yang semestinya atau pendek.
Seng atau yang dikenal dengan
Zink memilliki peran penting untuk menstimulasi 100 enzim dan protein yang
mendukung reaksi biokimia dalam tubuh, membantu sistem pertahanan tubuh,
memperkuat kemampuan indera perasa dan penciuman. Selain
itu, seng berperan pula dalam proses pembentukan genetik, yaitu pada Deoxyribose Nucleid Acid (DNA).
Kekurangan
Seng dalam tubuh dapat mengganggu imunitas dan menghambat penyerapan Zat besi
dalam tubuh. Seng juga berperan dalam mencegah diare dan akumulasi kolesterol
dalam pembuluh darah.
Sumber Zat Besi dan
Seng
Untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi mikro, sebenarnya alam telah menyediakan bahan makanan yang
kaya akan gizi dan nutrisi tinggi. Zat besi dan Seng banyak ditemukan pada sayuran hijau,
hati, ikan, ayam, daging merah, telur, dan kacang-kacangan.
Bahan Makanan yang Kaya Zat Besi
dan Seng
|
Namun bagi sebagian orang, mengkonsumsi ayam, daging,
brokoli, dan hati masih termasuk barang mahal, hingga sering kali tidak
terpenuhi. Ditambah lagi kebiasaan anak yang pilih-pilih makanan dan susah
mengkonsumsi sayuran hijau membuat mereka rentan mengalami
kekurangan Zat besi.
Sebagai ibu muda, saya masih terus belajar untuk
menjadi ibu yang baik untuk kedua buah hati. Mulai dari merawat, mengasuh,
mendidik hingga menyiapkan menu lengkap dengan nutrisi, vitamin dan mineral yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Meski saya telah berusaha keras mengatur
keseimbangan gizi di masa penting pertumbuhan mereka melalui sajian menu makanan
yang dikonsumsi pagi, siang dan malam hari, namun masih saja terdapat
kekurangan. Saya
tidak dapat memastikan apakah zat gizi pada makanan tersebut tidak menyusut
setelah melalui proses penyimpanan dalam lemari es dan proses memasak yang
panjang.
Apalagi
bila melihat perut Fayruz dan Fadhil yang kecil, rasanya tak tega bila meminta
mereka memakan semua hidangan sekaligus. Membujuk mereka untuk mau makan saja
rasanya sulit sekali, karena mereka terlalu asyik dengan dunia bermainnya.
Hitung
Jumlahnya
Penting
bagi kita untuk mengetahuan jumlah Zat besi dan Seng yang diperlukan untuk anak-anak
sesuai dengan usianya.
Angka
kecukupan Seng berbeda-beda tergantung usia dan jenis kelamin. Menurut literatur Office Dietary Suplements National
Institute of Health menyebutkan, bayi hanya membutuhkan sekitar sekitar 3
mg/hari, untuk anak usia 1-3 tahun sekitar 3 mg/hari, anak 4-8 tahun butuh
sekitar 5 mg/hari, perempuan tidak hamil 8-9 mg/hari, perempuan hamil dan menyusui
11-12 mg/hari dan laki-laki dewasa 13-19 mg/hari.
Sedangkan Zat besi yang diperlukan tubuh hanya 1-2 mg per
hari, karena penyerapan dari bahan makanan hanya 10 % maka asupan yang
diperlukan bisa mencapai 1-20 mg/hari.
MilKuat
Botol Tiger Solusinya
Untungnya
ada Milkuat botol tiger, susu yang kaya nutrisi, vitamin dan mineral serta mengandung
tambahan unsur Zat besi dan Seng dalam jumlah seimbang, membantu saya
menemukan cara baru melengkapi kebutuhan nutrisi Fayruz dan Fadhil.
Milkuat Botol Tiger Rasa Strawbery
dan Cokelat Solusinya
|
Kemasannya
yang menarik membuat kedua Balita saya jatuh hati. Tanpa diminta, mereka segera
menyambar botol bergambar harimau tersenyum dan menghabiskan 170 ml Milkuat dalam botol tiger
yang mengandung energi total 120 kkal hingga beberapa kali. Selain itu
kandungan Lemak, Protein, Karbohidrat, gula, natrium, Vitamin A, B1, B2, B3,
B5, B6, B9, B12, Vitamin D, Kalsium, dan Fosfor dapat melengkapi kebutuhan
nutrisi untuk menunjang pertumbuhan di usia emasnya.
Segala
manfaat kebaikan nutrisi dan gizi terkunci rapat pada Milkuat botol tiger selama
kemasan tidak bocor dan tidak gembung hingga sampai di tubuh anak-anak yang
mengkonsumsinya. Lebih hemat, praktis dan mudah dibawa kemanapun saat anak-anak
bepergian karena tak perlu disimpan di lemari pendingin.
Dengan minum susu dua gelas setiap hari dapat memenuhi
sekitar 20-40% kebutuhan Zat besi, sedangkan sisanya bisa didapat dari konsumsi
menu sehari-hari.
Anak-anak disarankan mengkonsumsi
makanan yang mengandung vitamin C agar mempercepat proses penyerapan Zat besi dalam
tubuh. Tambahan asupan Zat besi penting diberikan pada anak usia balita (0-5
tahun), terutama usia 0-2 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kekurangan Zat
besi sebelum terjadinya anemia.
Saya harus terus belajar dan banyak membaca informasi penting seputar tumbuh kembang anak dan bertanya pada ahlinya untuk menemukan solusi tepat. Segera penuhi kebutuhan nutrisi buah hati dengan memberikan makanan terbaik yang bergizi dan cukup mengandung zat mikro, diantaranya Zat besi dan Seng demi tumbuh kembang optimal mereka.
|
|
Bersama Milkuat botol tiger, saya
persiapkan anak-anak agar tumbuh menjadi generasi penerus yang kuat, cerdas dan
mampu bersaing menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang
pesat di dunia yang kelak akan berkembang empat kali lebih cepat. Semoga
generasi Indonesia mendatang lebih baik.
***
* Tulisan ini diikutsertakan dalam
Lomba Blog Milkuat dan VIVAlog Putaran ke-2.
Sumber bacaan:
Sumber bacaan:
- http://health.okezone.com/read/2012/10/09/482/701058/awas-hidden-hunger-mengancam
- http://health.kompas.com/read/2011/10/19/03292894/Dampak.Kurang.Gizi.Terasa
- http://internasional.kompas.com/read/2012/11/20/20033783/Malnutrisi.Perkara.Dunia
- http://internasional.kompas.com/read/2011/11/10/03340574/Indonesia.Hadapi.Gizi.Buruk.dan.Obesitas
- http://internasional.kompas.com/read/2012/05/30/02471546/Malnutrisi.Mengancam.Ekonomi.Bangsa
Terimakasih sudah mengirim artikel untuk lomba tahap ke 2 untuk 10 nominator blog #tigermilkuat... artikel sudah di terima Tim VIVAlog...
BalasHapusTerima kasih atas konfirmasinya pak eko
HapusKereeen dwiiii, inspiratif, memotivasi. saya suka.. saya suka... ^_*
BalasHapusterima kasih atas kunjungannya mbak, semoga bener-bener bisa menginspirasi
HapusKeren mbak dwi... meskipun kondisimu sedang kurang fit, tapi tulisanmu tetap mantap... detail, edukatif dan inspiratif. btw salam ya buat si nona cantik dan jagoan yang jadi modelnya...
BalasHapusTerima kasih mbak Jannah, tulisannya saya buat singkat, padat namun tetap informatif, semoga mudah dipahami dan nggak buat bingung bacanya,
HapusIya ni lagi kurang fit, mungkin harus cari tambahan nutrisi yang mengandung Zat Besi dan Seng juga ya hehehe...
ulasanmu tentang peryakit buyu (terkena buyu) membuatku senyum-senyum, dulu disekelilingku juga percaya ini dan biasanya anak-anaknya dikasi gelang hitam...hehhe...
BalasHapusSecara keseluruhan ulasan dan gambar-gambar di blog ini membuatku ingin cepat-cepat singgah ke warung terdekat, apalagi kalau ngga beli milkkuat...soalnya bikin ngiler,,,,pasti anak-anakku suka....
Iya mbak, mitos terkena buyu juga masih ada sampai saat ini, khusus diseputaran loa bakung tempat saya sih. Saya juga baru ngeh, ternyata cuma milkuat yang ada tambahan zat besi dan zink nya, kalo yang lain cuma zat besi aja.
Hapusjadi punya byak info, nih...
BalasHapusmkasih tulisannya, mba...
semoga bermanfaat ya informasinya, salam buat keluarga
HapusWahhhh, informasinya sangat bermanfaat. Baru tahu kalau ada penyakit yang bernama Buyu. Hehehehe :D
BalasHapusAdik saya yang masih SD suka banget minum Milkuat. Tubuhnya sehat dan pertumbuhannya lebih pesat dibanding teman sebaya yang lain. Selama ini dia juga selalu peringkat sepuluh besar di sekolah. Wahh ternyata Milkuat memang memberikan hasil maksimal :D
Makasih mbak Endah sudah mampir, iya pemahaman tentang kekurangan zat besi dan seng belum begitu disadari, padahal bisa berakibat fatal
HapusMudah-mudahan tulisan ini bermanfaat
Aku sudah baca ............ penjelasannya dalem ;)
BalasHapusMakasih Mbak Astri, senangnya dikunjungi lagi. Ulasan singkat biar gak pegel bacanya, semoga tidak mengurangi pesan moral yang ingin disampaikan.
Hapuswah, tulisan mbak sangat bermanfaat sekali untukku demi pertumbuhan anak-anakk...
BalasHapustulisannya renyah, enak dibaca dan informatif. jadi lebih mudah kupahami. sukses terus ya mbak...
makasih mbak Yun sudah berkenan mampir. Kalau mbak bisa memahami dengan mudah isi tulisan ini berarti saya sukses menyampaikan pesan penting dalam tulisan. Semoga bermanfaat ya mbak, salam buat anak-anak
BalasHapusyuhuuuu... baru bisa berkunjung mba... nice article, insyaAllah kalau rezeki takkan kemana
BalasHapusterima kasih mbak Irni, semoga bermanfaat ya tulisannya dan bisa dipraktekkan untuk mengamati tumbuh kembang si cantik, supaya gak kecolongan kekurangan zat besi dan seng di masa penting pertumbuhannya
BalasHapusNice info, terima kasih sudah berbagi
BalasHapus