Fayruz sudah bisa memengang gunting dan
menggunakannya. Padahal saya tak pernah mengajarkannya. Menurut saya, gunting termasuk
sebagai benda berbahaya yang harus dihindari. Saat bocah yang baru berusia 4
tahun itu memegang gunting, sasaran pertama adalah menggunting pakaian yang
dikenakannya.
Berbahaya memang, tapi saya tak langsung
melarangnya. Saya harus waspada mendampinginya bermain gunting. Kami pun
membuat kesepakatan tentang apa saja yang boleh digunting dan apa yang tidak
boleh. Fayruz hanya boleh menggunting kertas yang telah saya siapkan. Selebihnya
tidak boleh menggunting, kecuali setelah mendapat ijin dan berada dalam
pengawasan saya.
Menurut teori Piaget, memasuki usia 2
hingga 4 tahun seorang anak akan merasa sebagai pribadi yang penuh dengan
kekuatan, kemampuan kreatif, dan senang melakukan eksploitasi terhadap segala
sesuatu di lingkungan sekitarnya. Mereka tak pernah merasa letih, imajinasinya
terus mendorong anak-anak pada usia ini untuk bertindak kreatif.
Demikian pula dengan Fayruz, sering kali
tingkahnya yang usil menguji kesabaran saya. Kebanyakan orangtua cenderung
melarang, dan membatasi. Hal ini dapat menghambat perkembangan kemandirian dan
rasa percaya diri anak. Melatih anak di usia ini harus lembut namun tegas. Anak
sudah bisa diberi tahu dengan alasan yang jelas, mengapa sebuah kegiatan boleh
atau tidak boleh dilakukan.
Melalui
kegiatan menggunting, kita bisa melatih otak kiri Balita. Kemam puan anak
menggunting tepat di garis, akan sangat membantu Balita melakukan segala
sesuatu dengan tepat. Menggunting juga mampu melatih koordinasi
tangan dan mata anak. Pandangan mata anak harus mengikuti gerakan tangan
yang sedang memegang gunting agar hasil guntingannya rapi.
Selain itu, menggunting
dapat mendorong anak untuk menggunakan kordinasi bilateral. Yaitu dua tangan,
yang masing-masing melakukan gerakan yang berbeda pada waktu yang bersamaan.
Saat tangan kanan menggunting, tangan kiri memegang kertas. Koordinasi
bilateral ini penting untuk merangsang kedua belahan otak.
Jadi, kenapa
enggak bermain gunting bersama Balita tercinta. Kegiatan membuka dan menutup
gunting membuat jari-jari dan otot tangan anak menjadi lebih terlatih. Kekuatan
otot jemari ini sangat membantu Balita untuk belajar menulis, menggambar, atau
memegang sesuatu.
Permainan menggunting
kertas yang sering saya lakukan bersama Fayruz, adalah menggunting pola garis
lurus, bergelombang, dan zig-zag yang saya gambar pada kertas. Kemudian saya
memintanya menggunting mengikuti garis.
Alat dan bahan yang digunakan |
Hasilnya, Fayruz dapat
menyelesaikannya meski belum terlalu rapi. Saya pun memuji hasil pekerjaannya. Dia
harus banyak berlatih agar jarinya semakin lues menggerakkan gunting, dan
menghasilkan guntingan yang rapi.
Saya semakin
bersemangat bermain gunting, dan Fayruz sangat menyukainya. Apalagi dengan
bermain gunting ternyata bisa melatih kesiapannya menulis. Saya sering
meminta tolong pada Fayruz untuk membantu menggunting kemasan makanan kecil,
menggunting tali rafia Pasti, dan dia sangat senang sekali. Rasa percaya diri
Fayuruz mulai tumbuh karena merasa dibutuhkan.
***
*Tulisan ini juga dapat dilihat di link berikut http://wp.me/p3odEj-1cS
Annaku juga suka main gunting mbak , tapi saya izinin aja :D
BalasHapusBagus, Mbak Hana. Selama dalam pengawasan, insyaAllah aman. Kadang kalau nggak di awasi, anak suka iseng menggunting rambutnya sendiri, atau menggunting seprai dan gorden.
HapusFaizku 3.6 y sudah saya ijinkan pake gunting *besar pulak...karena minta yang gambar angry bird susah carinya....
BalasHapusWah... gunting besar, hebat,
Hapussalam buat Fais ya, Mbak.
Terima kasih sudah mampir