Laman

Sabtu, 24 Agustus 2013

Haluskan Kulit dengan Ramuan Tradisional dari Beras

Hamparan padi yang menguning bagai permadani adalah pemandangan yang menyejukkan. Beberapa pelukis mengabadikannya dalam kanvas, dan para kolektor lukisan memburunya. Sebagian meyakini bahwa memajang lukisan hamparan padi yang melambangkan kemakmuran tersebut dapat memperbaiki aura ruangan atau rumah.

Padi yang menguning artinya siap dipanen, dan digiling menjadi beras. Saya langsung membayangkan beras baru yang bila dimasak akan menjadi nasi hangat yang putih, dan pulen. Hmmm... apapun lauknya, pasti akan terasa nikmat.

Uniknya, di daerah tempat tinggal saya, beras tidak saja dimanfaatkan sebagai makanan pokok yang menjadi sumber karbohidrat utama. Beras dapat disulap menjadi ramuan tradisional untuk perawatan kulit di wajah, tangan, dan kaki. Kandungan vitamin B yang terkandung dalam beras berfungsi menjaga kelembaban kulit.

Punya masalah dengan kulit wajah yang berminyak? Ramuan yang terbuat dari beras ini mampu menyedot minyak berlebih di wajah. Kulit pun menjadi halus. Penasaran, kan?

Beras sebagai bahan baku utama

Bedak dingin atau pupur dingin begitulah kami menyebutnya. Ramuan tradisional tersebut terbuat dari beras yang direndam dalam air selama dua malam. Beras yang telah direndam tadi ditiriskan, kemudian dihaluskan. Bisa ditambahkan kulit kayu bangkal untuk menghasilkan warna kuning sebagai pewarna alami, serta aroma yang khas.

Adonan tepung beras dan rempah kulit kayu kemudian dibentuk menjadi bulatan kecil, dan dijemur di bawah sinar matahari. Gunakan pelindung agar adonan pupur dingin tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Hal ini  bisa menyebabkan pupur dingin pecah saat kering.

Butiran pupur dingin
Cara menggunakan pupur dingin adalah, letakkan butiran pupur pada wadah, tuangkan sedikit air, aduk hingga pupur mencair, oleskan pada kulit wajah, tangan, dan kaki. Biarkan mengering.

Ramuan tradisional pupur dingin dapat mengangkat kulit mati sehingga kulit baru muncul. Kulit menjadi segar, cerah, dan bercahaya. Caranya, basahi telapak tangan dengan sedikit air, gosok dengan pelan, dan lembut permukaan kulit yang telah dibalur pupur dingin yang telah kering tadi.

Kulit mati dan debu yang menempel akan terkelupas bersama pupur dingin. Bilas dengan air bersih, dan keringkan. Rasakan betapa halusnya kulit setelah memakai pupur dingin.

Dahulu perempuan memakai pupur dingin ketika pergi ke ladang, bahkan saat keluar rumah sekedar berbelanja ke warung terdekat. Pupur yang memberikan sensasi dingin dan segar saat digunakan itu juga berfungsi melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. 

Sebagian perempuan masih menggunakan pupur dingin, namun tidak memakainya saat keluar rumah. Tampil cantik dengan ramuan tradisional dari beras, kenapa nggak? Sekaligus melestarikan warisan budaya.

Di antara hamparan padi

Sekilas tentang padi
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. [1]


Tulisan ini diikutsertakan dalam ‘Give Away Aku dan Pohon'.

7 komentar:

  1. Pengen ikutan pake pupur dingin... Hihihihihi...

    BalasHapus
  2. Oooh.. pantesan saya suka liat ibu-ibu di kampung suka make, ternyata dari beras itu ya,,, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bener banget mbak Rini. Masker alami dari beras. Yuk, dicoba juga. Dijamin tidak ada efek samping. Makasih sudah berkunjung.

      Hapus
  3. pupur dingin memang man tap semantap tulisan mbak dwi

    BalasHapus