Hamparan
padi yang menguning bagai permadani adalah pemandangan yang menyejukkan. Beberapa
pelukis mengabadikannya dalam kanvas, dan para kolektor lukisan memburunya.
Sebagian meyakini bahwa memajang lukisan hamparan padi yang melambangkan kemakmuran tersebut dapat memperbaiki
aura ruangan atau rumah.
Padi yang menguning
artinya siap dipanen, dan digiling menjadi beras. Saya langsung membayangkan
beras baru yang bila dimasak akan menjadi nasi hangat yang putih, dan pulen. Hmmm... apapun
lauknya, pasti akan terasa nikmat.
Uniknya, di
daerah tempat tinggal saya, beras tidak saja dimanfaatkan sebagai makanan pokok
yang menjadi sumber karbohidrat utama. Beras dapat disulap menjadi ramuan
tradisional untuk perawatan kulit di wajah, tangan, dan kaki. Kandungan vitamin B yang terkandung
dalam beras berfungsi menjaga kelembaban kulit.
Punya
masalah dengan kulit wajah yang berminyak? Ramuan yang terbuat dari beras ini
mampu menyedot minyak berlebih di wajah. Kulit pun menjadi halus. Penasaran,
kan?
Beras sebagai bahan baku utama |
Bedak dingin
atau pupur dingin begitulah kami menyebutnya. Ramuan tradisional tersebut terbuat
dari beras yang direndam dalam air selama dua malam. Beras yang telah direndam
tadi ditiriskan, kemudian dihaluskan. Bisa ditambahkan kulit kayu bangkal untuk
menghasilkan warna kuning sebagai pewarna alami, serta aroma yang khas.
Adonan
tepung beras dan rempah kulit kayu kemudian dibentuk menjadi bulatan kecil, dan
dijemur di bawah sinar matahari. Gunakan pelindung agar adonan pupur dingin
tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Hal ini bisa menyebabkan pupur dingin pecah saat
kering.
Butiran pupur dingin |
Cara
menggunakan pupur dingin adalah, letakkan butiran pupur pada wadah, tuangkan
sedikit air, aduk hingga pupur mencair, oleskan pada kulit wajah, tangan, dan
kaki. Biarkan mengering.
Ramuan
tradisional pupur dingin dapat mengangkat kulit mati sehingga kulit baru
muncul. Kulit menjadi segar, cerah, dan bercahaya. Caranya, basahi
telapak tangan dengan sedikit air, gosok dengan pelan, dan lembut permukaan
kulit yang telah dibalur pupur dingin yang telah kering tadi.
Kulit mati
dan debu yang menempel akan terkelupas bersama pupur dingin. Bilas dengan air
bersih, dan keringkan. Rasakan betapa halusnya kulit setelah memakai pupur
dingin.
Dahulu perempuan
memakai pupur dingin ketika pergi ke ladang, bahkan saat keluar rumah sekedar berbelanja
ke warung terdekat. Pupur yang memberikan sensasi dingin dan segar saat
digunakan itu juga berfungsi melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.
Sebagian
perempuan masih menggunakan pupur dingin, namun tidak memakainya saat keluar
rumah. Tampil
cantik dengan ramuan tradisional dari beras, kenapa nggak? Sekaligus melestarikan
warisan budaya.
Di antara hamparan padi |
Sekilas tentang padi
Padi (bahasa
latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban. Meskipun
terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu
pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga
berasal dari India atau Indocina dan masuk ke
Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500
SM. [1]
Tulisan ini
diikutsertakan dalam ‘Give Away Aku dan Pohon'.
keren
BalasHapusMakasih, Mbak Jannah
HapusPengen ikutan pake pupur dingin... Hihihihihi...
BalasHapusSilahkan, Mas Yudi. Cowok juga boleh pake, kok.
HapusOooh.. pantesan saya suka liat ibu-ibu di kampung suka make, ternyata dari beras itu ya,,, :)
BalasHapusIya, bener banget mbak Rini. Masker alami dari beras. Yuk, dicoba juga. Dijamin tidak ada efek samping. Makasih sudah berkunjung.
Hapuspupur dingin memang man tap semantap tulisan mbak dwi
BalasHapus