Sakit kepala
sekilas terdengar sepele namun bila Anda mengalaminya ternyata sakitnya cukup
menyiksa. Sakit kepala menyerang siapa saja, bahkan bagi sebagian orang penyakit
ini menjadi hal yang rutin dihadapi dalam hidupnya. Kepala nyut-nyutan dan
terasa sakit, membuat kita tak berdaya dan tidak bisa menyelesaikan aktivitas
saat itu karena tidak dapat berkonsentrasi.
Segera tidur,
itulah yang saya lakukan kemudian, lumayan bisa mengusir rasa sakit di kepala.
Tapi bagaimana ketika sakit kepala menyerang saat kita bekerja di kantor atau
sedang bepergian atau beraktivitas di luar rumah? Tidur, tentu bukan cara yang
efektif. Dan bila dibiarkan begitu saja tanpa segera diobati, rasa sakit kepala
kian menyiksa.
Saya pernah
mengalami sakit kepala saat sedang berlibur keluar kota bersama keluarga
tercinta. Hampir saja liburan yang sudah saya rancang jauh-jauh hari tersebut terancam
gagal. Perjalanan dari Samarinda menuju Jombang yang melalui kota Balikpapan
dan Surabaya yang seharusnya menyenangkan tidak bisa saya nikmati dengan
nyaman. Apalagi saya membawa dua anak yang masih Balita.
Bermula dari
sebuah penyedia layanan trasnportasi dari Samarinda menuju bandara Balikpapan
yang menghubungi saya dan menyatakan bahwa mobil mereka yang telah kami pesan
delapan jam sebelum keberangkatan ternyata mengalami kerusakan. Fatalnya lagi,
informasi tersebut disampaikan 30 menit sebelum keberangkatan. Dan mereka tidak
dapat mencarikan gantinya, karena sebagian besar armada taxi yang mereka miliki
telah dipesan.
Perjalanan yang
Menegangkan
Saya mulai
tegang, rasa cemas dan kecewa datang silih berganti. Mendapatkan taxi menuju
bandara tidak semudah yang saya bayangkan, setelah menghubungi sekian banyak
penyedia layanan jasa angkutan luar kota lainnya, semua kendaraan ternyata
telah dipesan. Mungkin bertepatan dengan masa liburan. Satu-satunya yang
tersisa adalah bis.
Menggunakan bis
untuk mengejar penerbangan bukanlah pilihan tepat, apalagi jurusan bis yang
kami gunakan tidak memiliki akses ke bandara udara. Jalur yang dilewati pun
adalah jalur jalan protokol yang menanjak dan berliku, terkadang melintasi
pasar tumpah dan jalan yang rawan macet. Belum ada jalan bebas hambatan atau
jalan tol di provinsi kami.
Fayruz putri
saya yang berusia empat tahun mulai rewel, keringatnya mulai bercucuran saat
bis ekonomi tanpa fasilitas pendingin ruangan itu berjalan merayap dalam
kepadatan lalu lintas. Fadhil adiknya yang berusia dua tahun ikut merengek.
Bersamaan dengan itu, kepala saya mulai terasa nyut-nyutan. Namun naluri
sebagai ibu untuk menenangkan anak-anak membuat saya mengabaikan rasa sakit
itu. Berbagai camilan dan minuman yang berikan pada anak-anak, hingga mereka
kenyang.
Jarum jam terus
merangkak sementara bis melaju santai. Balita saya terlelap dalam pelukan saya
dan suami, namun pikiran saya tetap saja tak tenang. Saya terus berdoa dalam
hati, semoga kami tak ketinggalan pesawat. Bagaimana tidak, seharusnya pada jam
tersebut kami sudah melakukan check in di maskapai penerbangan. Kenyataannya,
kami masih harus menempuh separuh perjalanan lagi menuju bandara.
Saya merasa
otot di bagian kepala, bahu dan belakang leher merasa tegang. Saya pun
menegakkan posisi duduk tegak lurus untuk mengurangi rasa sakit akibat
kontraksi otot yang terus menerus. Kulit kepala saya berdenyut, seakan menjalar
ke seluruh kepala. Ingin menangis rasanya, saya berharap ada pedagang asongan
menjajakan obat sakit kepala di dalam bis yang melaju.
“Permisi, Bu.
Boleh saya minta air minumnya?” suara lembut seorang ibu yang duduk di belakang
saya membuyarakan lamunan. Rupanya ia melihat saya membawa banyak persediaan
makanan dan minuman untuk anak-anak. Saya pun memberinya segelas air mineral.
Ia tersenyum, kemudian meminum sesuatu.
“Sakit apa,
Bu?” tanya saya penasaran dengan obat yang diminumnya.
“Sakit kepala,
Bu. Nyut-nyutnya itu lho, menyiksa rasanya.”
Saya pun
menceritakan keluhan sakit kepala yang saya rasakan, ibu itu membuka dompetnya,
saya terkejut melihat satu kotak Bodrex persediaan obat sakit kepala yang
dibawanya. Kemudian dia memberikan satu blister Bodrex berisi 10 tablet. Saya
sempat menolak karena terlalu banyak, namun si ibu berkeras dan saya pun menerimanya
dengan senang hati.
Karena dapat
diminum kapan saja meski perut dalam keadaan kosong, saya pun segera meminumnya.
Tak berapa lama kemudian rasa sakit yang bersarang di kepala saya mulai sirna.
Dan saya bisa kembali berkonsentrasi dan berfikir tenang mengurus dua Balita
dan melanjutkan perjalanan dari terminal bis kota Balikpapan ke bandara Sepinggan
dengan menggunakan ojek.
Sedia Bodrex
Sebelum Sakit kepala
Perjalanan yang
menegangkan telah terlewati. Syukurnya pesawat yang kami tumpangi mengalami
penundaan keberangkatan karena sesuatu hal. Dan ketika saya beserta keluarga
tiba di bandara, kami masih sempat check in, mengurus barang bawaan agar masuk
bagasi, dan naik pesawat menuju Surabaya.
Di dalam
pesawat, suami saya tampak lemas, ketika saya tanyakan kenapa, ternyata ia
mengeluh sakit kepala. Rupanya selama dalam perjalanan tadi suami saya sangat
stress, hingga sakit kepala. Dengan bangga saya memberinya Bodrex yang terdiri dari
dua lapisan yang menandung parasetamol 600mg dan kofein 50mg. Dan sakit
kepalanya sirna bersamaan dengan mendaratnya pesawat yang kami tumpangi di
Surabaya.
Ini menjadi
pelajaran berharga buat saya. Saat bepergian, selain membawa bekal makanan dan
minuman yang cukup ternyata penting menyiapkan obat-obatan pribadi, termasuk membawa
Bodrex untuk meringankan sakit kepala. Tidak hanya itu, Bodrex juga membantu
meringankan sakit gigi dan dapat menurunkan demam.
Kenali jenis sakit kepala yang anda alami dan
pilih Bodrex yang sesuai, karena Bodrex hadir dalam beragam jenis sesuai dengan
kebutuhan, yaitu;
- Bodrex, meringankan sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan demam. Tiap blister berisi 10 tablet yang mengandung parasetamol 600mg dan kofein 50mg. Parasetamol selain berfungsi sebagai analgesik untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi, juga bekerja sebagai antipiretik untuk menurunkan demam.
- Bodrex Flu & Batuk, meredakan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk. Dalam tiap blister terdiri dari 4 tablet yang bekerja sebagai analgetik/antipiretik, anti tusiv, dan dekongestan hidung.
- Bodrex Migran, meringankan rasa sakit kepala pada migran. Tiap blister berisi 4 tablet yang mengandung parasetamol 350mg, propifenazon 150mg, kofein 50mg.
- Bodrex Extra, tiap blister berisi 4 tablet yang mengandung paracetamol 350mg, ibuprofen 200mg, dan caffeine 50mg. Efek analgesik dari paracetamol dan ibuprofen bekerja sinergis dengan caffeine dalam meredakan sakit kepala.
semoga sukses lomba blognya ya bu
BalasHapussalam dari Albab's Blog
Terima kasih, Mas Albab
Hapus