Naskah cerita anak ini saya tulis dengan font times new roman, ukuran 12, spasi 1,5 sepanjang tiga halaman, dan dikirm ke e-mail kru_ummi@yahoo.com tanggal 22 Maret 2013. Jawaban pernyataan layak dimuat, saya terima tanggal 23 April 2013. Kemudian tanggal 29 Mai 2013 saya dikabari lagi bahwa cernak tersebut akan dimuat di UMMI edisi Juli 2013. Majalah bukti terbit saya terima awal Juli 2013, dan honor sebesar Rp150.000,- ditransfer ke rekening. Oiya, saat mengirimkan cernak, saya melampirkan scan KTP dan NPWP.
Sulap Kacang
Hijau
Oleh Dwi
Rahmawati
Pagi
itu, Nisa bangun lebih awal dari biasanya. Ia bergegas menghampiri ibunya yang
sedang menyiapkan sarapan di dapur.
“Tumben
Nisa bangun pagi sekali?,” tanya ibu sambil melirik jam dinding di dapur yang
masih menunjukkan pukul 5.30 pagi.
“Nisa
harus cepat berangkat ke sekolah. Ayo bu, bantu Nisa mandi dan pakai seragam!,”
pinta Nisa tak sabar.
Setelah
mandi dan mengenakan seragam TK, Nisa bersama ayah dan Kak Nina sarapan
bersama. Ibu menyiapkan menu khusus pagi itu, selain nasi goreng dengan telur
mata sapi, ada camilan kacang hijau goreng.
“Bu...
ini apa? Rasanya manis dan enak, tapi kok ada kacang hijaunya?,” tanya
Nisa sambil mengambil sebuah gorengan dan menggigitnya. Sesekali Nisa menbaui
aroma kacang hijau.
“Itu
kacang hijau goreng. Terbuat dari kacang hijau yang direbus kemudian dihaluskan
dengan gula. Setelah itu dibuat menjadi bola-bola, dicelupkan ke dalam adonan
tepung, telur, dan air. Terus digoreng sampai kekuningan.” Ibu menjelaskan.
“Nanti
kami akan panen kacang hijau di kebun sekolah. Setelah panen, kami akan memasak
bersama. Nisa akan bilang pada ibu guru di sekolah supaya kacang hijaunya
dibuat gorengan seperti ini saja ya bu.”
Ibu mengangguk
sambil tersenyum, “Ayo habiskan sarapannya, supaya kuat dan bisa panen kacang
hijau.”
“Bu,
nanti Nisa bawa tas selempang yang diisi botol air putih saja. Tidak usah pakai
tas ransel yang ada buku dan pensilnya, kami kan mau praktik memasak”. Pinta
Nisa.
Nisa
memiliki beberapa tas yang biasa ia gunakan ke sekolah. Dia paling sering
menggunakan tas ransel yang berisi buku dan perlengkapan menulis.
“Kalau
begitu ibu tambahkan handuk kecil ya, untuk mengelap keringat Nisa.” Kata ibu.
Nisa
mengacungkan ibu jarinya tanda setuju. Setelah itu ia berpamitan berangkat ke
sekolah dengan berjalan kaki, karena jaraknya sangat dekat dengan rumah.
***
Siangnya,
sepulang sekolah Nisa tampak bersemangat. Ia berjalan bersama Iis dan Lia teman
sekelas yang tinggal tak jauh dari rumahnya.
“Seru
ya panen kacang hijau tadi. Ini pengalaman pertamaku memetik kacang hijau.”
Kata Lia.
“Tapi
yang paling seru waktu kita masak bubur kacang hijau. Memeras santan dan
menyiapkan gula merah. Sebenarnya aku paling suka menghisap gula merah, rasanya
manis seperti permen.” Sambung Lia.
“O...
jadi kamu yang makan gula merahnya, pantas saja buburnya kurang manis.” Jawab Nisa
disambut dengan gelak tawa ketiganya.
“Teman-teman,
jangan lupa sulap kacang hijaunya ya. Harus jadi hidangan unik.” Iis
mengingatkan.
Setelah
panen, ibu guru membagikan setengah kilo kacang hijau kepada setiap murid Taman
Kanak-kanak di kelas B tempat Nisa, Lia, Iis bersama teman-teman lainnya
belajar. Mereka mendapat tugas menyulap kacang hijau tersebut menjadi masakan
kesukaan mereka. Dan membawanya ke sekolah tiga hari kemudian.
“Aha...
aku mau buat puding kacang hijau. Mamaku paling jago kalau buat puding.” Kata
Lia.
“Aku
mau buat susu kacang hijau, aku kan suka minum susu.” Kata Iis.
“Susu...
dari kacang hijau... memangnya bisa?,” Tanya Nisa keheranan memandangi Iis,
demikian pula dengan Lia.
“Namanya
juga sulap, ya pasti bisa dong. Tiga hari lagi aku bawakan susu kacang hijau untuk
kalian ya.” Iis tersenyum.
“Kamu
mau buat sulap apa?,” tanya Iis pada Nisa.
“Bola-bola
kacang hijau goreng.”
“Kacang
hijau di goreng...?,” Iis dan Lia bersamaan.
“Ya...
namanya juga sulap.” Nisa membalas penuh kemenangan.
“Teman-teman,
aku duluan!.” pamit Nisa yang tiba lebih dulu di rumahnya. Iis dan Lia
melambaikan tangan pada Nisa sebelum mereka berpisah.
***
Dua
hari kemudian. Sore itu sangat cerah, Nisa dan ibunya tampak asyik menyiram
tanaman di halaman depan. Tiba-tiba Nisa teringat tugas yang diberikan oleh bu
guru beberapa waktu lalu.
Nisa
bergegas menuju kamar. Ia segera menemukan tas selempang yang berisi kacang
hijau tergantung di dekat jendela kamar. Nisa tampak panik saat mengetahui tasnya
basah. Rupanya air merembes dari tutup termos yang tidak erat hingga membasahi
handuk yang digunakan untuk membungkus kacang hijau.
Betapa
terkejutnya Nisa melihat kacang hijaunya sudah berubah. Ia segera membawanya
pada ibu.
“Tenang
nak, ini masih bisa diolah menjadi hidangan sedap.” Kata ibu setelah mendengar
penuturan Nisa.
“Tapi
kenapa kacang hijaunya jadi begini, bu?,” tanya Nisa penasaran.
“Ini
namanya kecambah atau tauge, tunas muda dari biji kacang hijau yang disimpan di
tempat basah, dan terkena sinar matahari. Kalau di semai di tanah, kecambah
akan tumbuh menjadi tanaman kacang hijau,” Ibu menjelaskan.
“Kacang
yang dikecambahkan mengandung vitamin A, B, dan C tiga kali lipat lebih banyak.
Kandungan protein kecambah lebih tinggi bila dibandingkan dengan kandungan
protein dalam biji kacang aslinya.” Sambung ibu, disambut dengan anggukan
kepala Nisa.
***
Keesokan
harinya. Tiba giliran Nisa maju ke depan kelas. Sebelum membuka kotak berisi makanan,
ia menceritakan perubahan kacang hijaunya yang menjadi tauge. Kemudian dia
mengeluarkan menu yang diolah dengan menambahkan tauge. Bola-bola tauge goreng.
Ibu membuat adonan bakso dicampur tauge, kemudian menggorengnya. Ibu juga
membuatkan saus dari tomat segar yang dihancurkan dan ditumis dengan bawang
putih.
Ibu
guru dan teman-teman bertepuk tangan. Pengalaman Nisa dengan kacang hijaunya
adalah sulap yang paling unik. Dan menu makanan yang disajikan Nisa juga sangat
lezat dan bergizi. Nisa sangat senang. Tiba-tiba ia teringat ibu yang telah
membantunya. Terima kasih, Bu. Nisa sayang Ibu, bisik Nisa dalam hati.
Wah, mau nyobain juga ah di rumah.
BalasHapusSelamat ya Mbak sudah dimuat di majalah Ummi
Terima kasih, Mbak Ragil Kuning.
HapusSilahkan dicoba, semoga berhasil, ya.
makasih ya mbak sharing ilmunya :)
BalasHapusSemoga bermanfaat ya, Mbak Diah
Hapusterima kasih ya mbak dwiii... :)
BalasHapus