Penulis : Herlina P.
Dewi, dkk
Penerbit : Stiletto Book
Cetakan : I, Januari 2014
ISBN : 978-602-7572-23-2
Tebal
buku : 239
Cinta
bisa membuat hati berbunga-bunga, namun cinta juga bisa membuat dunia seakan
runtuh, dan menyisakan luka. Pernahkah Anda mengalami cinta buta? Cinta yang
datang tanpa diduga, dan pergi begitu saja dengan akhir derita.
A
Cup of Tea Cinta Buta
adalah buku berisi kumpulan kisah nyata dari 20 kontributor yang membagi
pengalaman mereka saat dimabuk cinta yang membutakan mata, hati, dan logika. Ada
yang tetap bertahan meski perih dan terluka. Namun ada pula yang bisa keluar
dari jeratannya.
Untuk
memudahkan pembaca, beragam kisah cinta yang tak biasa ini dirangkum dalam enam
bagian dengan tema berbeda. Ceritanya dikemas apik dengan bahasa yang mudah
dipahami. Saat membuka halaman depan, pembaca disambut dengan kisah Winda
Krisnadefa yang menuturkan perjuangan seorang kekasih untuk menyelamatkan
kekasihnya dari jeratan narkoba. Parahnya, sepasang kekasih itu justru kian terjerumus
menjadi pengguna barang haram tersebut.
Kisah
Winda adalah satu dari dua cerita di bagian pertama buku dengan tema I Wanna
be a Wonder Woman. Bagian ini mengulas perjuangan seorang kekasih yang
ingin menyelamatkan kekasihnya. Namun cinta yang tumbuh karena kasihan ini
justru menjadi bumerang yang berbalik menyakiti mereka sendiri.
Pada
bagian kedua berjudul Aku Rela Jadi Orang Ketiga, berisi tiga kisah
orang-orang yang terkena virus cinta buta, rela menjadi orang ketiga, bahkan
rela melakukan dan memberikan apa saja demi cintanya. Dan akhir cerita mereka sungguh
tak seindah harapan.
Buku
ini semakin menarik saat membaca bagian ketiga berisi empat cerita dengan tema I’ll
Give Everything for You. Cerita cinta El Syifa berjudul Cinta Pemangkas
Lemak menuturkan bagaimana ia merapal mantra sambil melakukan ritual hingga
jatuh sakit demi mendapatkan perhatian pemuda impian. Mantra itu tidak
berhasil, namun ritualnya kala itu mampu menurunkan berat badan dan menjaganya tetap
stabil meski kini ia telah dikaruniai tiga anak.
Miris,
begitulah kesan saat membaca bagian ke empat buku ini. Berisi tiga kisah yang mengusung
tema Mencoba Bertahan. Para penulis dengan gamblang menuturkan
kisah orang-orang yang mencoba mempertahankan cinta buta. Apakah mereka
bahagia?
Yuska
Vonita melalui tulisannya yang berjudul I am Beautiful menuturkan kisah
seorang istri yang sampai usia tiga tahun perkawinannya, namun ia masih
perawan. Hidup dalam kepalsuan menjadi istri yang mencintai suami dan
berpura-pura bahagia pun ia lakukan.
Tiga
kisah pada bagian lima buku ini bertema I Don’t Need a Reason to Love you, menceritakan
tentang cinta yang membutakan hingga membuat seseorang boleh mencintai siapa
saja yang diinginkannya. Bahkan Mey Zhafira dalam tulisannya berjudul Siapa
yang Bisa Melarangku?, menceritakan bagaimana seorang saudara bisa jatuh
cinta dengan saudaranya.
Selamat
Tinggal Cinta Buta begitulah tema
bagian akhir buku ini. Berisi kisah-kisah para pecinta yang berhasil keluar
dari belenggu cinta buta yang menyiksa. Tulisan Said Umar berjudul Melepas
Purnama terasa sangat menyentak. Dengan jujur ia menuturkan bagaimana
mengakhiri kisah cinta sesama jenis.
Cerita
cinta tak pernah lepas dari kehidupan manusia, ia akan terulang dan terulang
lagi. Bedanya hanya pada setting tempat dan orang-orang yang mengalaminya. Setidaknya
semoga pengorbanan dan penderitaan atas nama cinta harusnya bisa dihindari. Karena cinta yang indah seharusnya tidak saling menyakiti.
Jadikan
buku ini sebagai salah satu referensi bacaan Anda. Dapat juga dihadiahkan untuk orang-orang
terkasih di sekitar Anda. A Cup of Tea Cinta Buta memberi pelajaran
berharga untuk diambil hikmahnya. Lindungi anak, saudara, kerabat, dan sahabat,
dari cinta yang membabi buta.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar