Saya lahir dan besar di pulau terbesar Indonesia, tepatnya di Provinsi Kalimantan Timur. Julukan
lumbung energi layak disematkan pada Kalimantan sebagai pulau penghasil
batubara, minyak, gas, dan geothermal. Selain mengandung gambut yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit listrik dan pemanas pengganti
batu bara, hutan Kalimantan menyimpan emas dan intan. Kalimantan sangat
kaya, pulau ini juga merupakan penyedia sumber energi botani atau bioenergi
dari CPO sawit.
Saat menamatkan pendidikan tinggi, saya mendapat kesempatan bekerja di perusahaan tambang mineral dan batu bara terbesar di dunia milik Negara Asutralia yang beroperasi di hutan Kalimantan. Pada saat itu rasa nasionalisme saya menggelora hebat. Kecintaan saya sebagai warga negara terhadap Indonesia kian kuat. Saya bekerja dan tinggal bersama teman-teman dari berbagai penjuru nusantara, dan juga tenaga ekspatriat.
Karena tinggal dan bekerja satu lokasi di tengah hutan, di sanalah saya mulai menjelajah hutan, mengarungi hulu Sungai Mahakam, bertemu penduduk yang mengelola hutan dengan pendekatan budaya lokal. Setiap hari saya disuguhi pemandangan alam yang indah, menghirup oksigen segar langsung dari 'pabriknya', menyaksikan keindahan floran dan fauna hutan hujan tropis yang tiada duanya.
Satu kenangan indah yang bersejarah yang saya alami adalah saat saya didaulat menjadi protokol yang bertugas membacakan susunan acara pada upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Ini menjadi begitu spesial bagi saya karena upacara tersebut dilakukan oleh seluruh karyawan perusahaan tambang yang beroperasi di hutan belantara Kalimantan tempat saya bekerja. Pesertanya bukan saja warga negara Indonesia, tetapi juga ekspatriat. Upacara itu juga adalah upacara bendera terakhir sebelum perusahaan berhenti beroperasi.
Saat menamatkan pendidikan tinggi, saya mendapat kesempatan bekerja di perusahaan tambang mineral dan batu bara terbesar di dunia milik Negara Asutralia yang beroperasi di hutan Kalimantan. Pada saat itu rasa nasionalisme saya menggelora hebat. Kecintaan saya sebagai warga negara terhadap Indonesia kian kuat. Saya bekerja dan tinggal bersama teman-teman dari berbagai penjuru nusantara, dan juga tenaga ekspatriat.
Karena tinggal dan bekerja satu lokasi di tengah hutan, di sanalah saya mulai menjelajah hutan, mengarungi hulu Sungai Mahakam, bertemu penduduk yang mengelola hutan dengan pendekatan budaya lokal. Setiap hari saya disuguhi pemandangan alam yang indah, menghirup oksigen segar langsung dari 'pabriknya', menyaksikan keindahan floran dan fauna hutan hujan tropis yang tiada duanya.
Bersama patner kerja dan dr. Wijana mengunjungi masyarakat |
Menjadi pembawa acara pada upacara peringatan Kemerdekaan RI |
Upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia |
Bangga sekaligus sedih membalut
hati saya. Bangga atas kekayaan bumi pertiwi, sedih karena harta itu justru
dikeruk dan dinikmati oleh orang asing. Kini hanya lubang tambang yang menganga menjadi saksi bisu betapa
mudahnya Bangsa Indonesia menyerahkan isi perut buminya kepada orang asing
dengan dalih investasi. Dan ketika mereka pergi membawa semuanya, tinggallah
masyarakat sekitar tambang yang hidup dalam keprihatinan.
Meski berduka dengan kenyataan
ini, saya harus bangkit memupuk kecintaan terhadap tanah air. Indonesia, di
sinilah saya lahir, dan dari sini juga saya hidup. Belum terlambat untuk
berbuat, demi Indonesia yang lebih baik. Saya bangga menjadi bagian dari
Indonesia, negara dengan jumlah pulau terbanyak di dunia, yaitu sekitar 17 ribu
pulau.
Kalimantan adalah bagian kecil
dari Indonesia yang luas dan kaya. Hingga detik ini saya masih bisa menyaksikan kekayaan perut buminya terus digali. Saat bersantai di tepian Sungai Mahakam, pemandangan menakjubkan tumpukan 'emas hitam' bergunung-gunung yang melintas adalah hal yang biasa. Meski menjadi eksportir terbesar kedua setelah Australia, anehnya Indonesia justru belum memaksimalkan pemanfaatan batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya.
Masih banyak pulau-pulau dengan kekayaan
alam, suku, dan budaya bagian dari Indonesia. Surga dunia itu ada di
Indonesia. Udara yang segar, hamparan padi membentang bagai permadani, tajuk hutannya
bagaikan kumpulan brokoli, gunung yang menjulang, dan laut dengan kekayaan
biotanya menyuguhkan pemandangan yang menyegarkan mata.
Sungai Mahakam, sarana transportasi ratusan ton batu bara |
Saya yakin kita sepakat dengan kekayaan Indonesia yang tak terbantahkan. Bahkan penulis buku The History of
Java, Raffles takjub dengan kesuburan tanah di jawa. Sedangkan Oppenheimer dalam buku “Eden in the
East: the Drowned Continent of Southeast Asia” menyatakan bahwa Indonesia
adalah taman firdaus. Kejayaan Indonesia pun telah ditorehkan dalam sejarah
kerajaan di masa lalu, di antaranya Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, dan
Kerajaan Kutai.
Ekpresi
Cinta untuk Indonesia
Tidak mudah memang
mengembalikan kejayaan Indonesia di masa lalu. Meski demikian, saya terus
mengobarkan semangat mencintai tanah air kepada orang-orang terdekat di sekitar
saya. Sebagai ibu dua orang anak, saya mengajak anggota keluarga untuk mengekspresikan rasa cinta pada Indonesia, misalnya dengan menggunakan produk-produk buatan Indonesia.
Saya menularkan rasa cinta
tanah air ini kepada kedua buah hati dengan cara memperkenalkan masakan
Indonesia yang memiliki cita rasa unik dan lezat. Wisata kuliner menyantap Soto
banjar, coto makasar, soto jawa, empek-empek palembang, masakan padang, dan
masakan khas lainnya semoga mengokohkan kecintaan mereka pada tanah tumpah darah Indonesia. Bangga menggunakan
kerajinan khas daerah untuk melengkapi penampilan sehari-hari adalah cara lainnya mengangkat budaya bangsa ini agar tak tenggelam.
Dompet manik membuat saya kian percaya diri |
Mendongeng dan membacakan buku
cerita juga saya lakukan untuk membuka
wawasan anak-anak tentang keragaman budaya Indonesia. Dengan membacakan buku
saya mengajak anak-anak berkeliling nusantara. Ini pulalah yang menginspirasi
saya untuk menulis cerita anak dengan mengangkat tokoh binatang khas Indonesia, yaitu
beruang madu dan bekantan. Semoga melalui buku ini, anak-anak bisa menjaga lingkungan demi kelestarian satwa khas Indonesia.
Membacakan cerita cara efektif memperkenalkan Indonesia |
Dan yang paling seru adalah
saat mengajak mereka mengunjungi pagelaran kesenian tradisional pada
event-event tertentu. Mereka melihat dan mendengar langsung kekayaan musik Indonesia. Saya berharap, semoga pengalaman berharga ini mampu menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap tanah air.
Saya bangga menjadi warga negara Indonesia dan akan terus menularkan rasa ini kepada generasi penerus. Semoga anak-anak memiliki kebanggaan terhadap Indonesia, dan memberikan sumbangsih pemikiran dan karya terbaiknya untuk negeri tercinta. Karena anak-anak hari ini adalah pemimpin Indonesia emas kelak. [ ]
Mengenal Reog lebih dekat |
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan :Aku Dan Indonesia di BlogCamp
BalasHapusDicatat sebagai peserta
Salam hangat dari Surabaya
Kereeennn
BalasHapusSedih membaca tentang nasib tambang di Indonesia...
BalasHapusPengalaman yang keren. Semoga menang ya mbak...
BalasHapus