Sebagai perempuan yang hidup di negara
Indonesia, saya merasa sangat beruntung. Bagaimana tidak, di negara demokratis
ini kehadiran perempuan begitu istimewa. Di bidang politik misalnya, perempuan dilibatkan
agar dapat berpartisipasi dalam proses politik Indonesia.
Hal ini dikuatkan dalam Undang-undang
nomor 12 tahun 2003 yang berisi keharusan memasukkan kuota 30 persen caleg
perempuan. Dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No. 7/2013 pasal 27 ayat
(1) huruf b menyangkut kuota 30 persen keterwakilan calon legislatif (caleg)
perempuan di setiap daerah pemilihan (dapil).
Sebagai
mahluk Tuhan yang paling cantik, perempuan memiliki keahlian multi tasking,
yaitu dapat mengerjakan beberapa aktivitas dalam satu waktu. Perempuan dengan
segala keunikannya juga ahli dalam mengatur waktu. Perempuan pekerja dapat
menyeimbangkan peran saat bekerja dan dalam kehidupan keluarganya. Meski harus
diakui, pemerintah masih belum maksimal melindungi perempuan.
Para
perempuan yang sudah berkeluarga, perannya semakin penting. Terutama bagi yang
telah memiliki keturunan. Mengurus bayi dan anak, adalah pekerjaan mulia yang
tidak bisa diwakilkan kepada siapa pun. Namun beberapa perempun terpaksa
menjalankan fungsi ganda, sebagai ibu sekaligus karyawan atau pegawai di sebuah
instansi.
Pemerintah
belum memberikan perlindungan kepada para ibu pekerja, misalnya memastikan
tempat penitipan anak yang terjangkau, dan memberikan waktu khusus untuk ibu
yang masih menyusui bayinya. Padahal, ibu adalah tonggak keluarga yang harus
dilindungi, agar terlahir generasi tangguh Indonesia.
Banyaknya
jumlah perempuan Indonesia yang aktif bekerja dan menduduki posisi penting di
perusahaanya, termasuk yang tertinggi di dunia. Berdasarkan survei yang
dilakukan Grant Thornton, 34 persen perempuan di kawasan Asia Tenggara
menempati posisi tertinggi ke dua di dunia. Menurut Johanna Gani, Indonesia
masuk dalam 10 besar negara di dunia dengan jumlah perempuan yang mendudukan
posisi manajemen senior di perusahaannya.
Lalu,
apakah keberhasilan seorang perempuan dinilai dari pekerjaan dan jabatannya?
Ternyata tidak. Di banyak negara di dunia, ternyata jumlah perempuan tidak
bekerja lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perempuan yang bekerja. Meski
begitu, perempuan yang tidak bekerja tetap melakukan pekerjaan rumah tangga
dengan jam kerja lebih lama dan tidak dibayar.
Apakah
perempuan yang bekerja untuk keluarganya tersebut sedih karena tidak mendapat
bayaran layaknya pekerja lainnya? Tidak. Perempuan yang mengurus penuh rumah
tangganya sangat bahagia bisa merawat anak-anak, membereskan rumah dan
mengurusi suami, meski tidak dibayar.
Itulah
perempuan, para ibu yang mulia. Sehingga wajar saja bila surga diletakkan di
kakinya. Bila di kakinya saja ada surga, bagaimana dengan tutur dan belailan
tangannya? Tentu beragam kemuliaan dan keberkahan bersemayam di dalam raga
perempuan, apalagi bila ia sudah menjadi ibu.
Bila
saja Raden Ajeng Kartini masih hidup hingga saat ini, pastilah ia bangga
melihat kemajuan perempuan Indonesia. Perjuangan yang dirintisnya dulu,
berhasil mengantarkan perempuan-perempuan masa kini untuk terus belajar dan
maju. Akan lebih baik lagi bila perempuan-perempuan Indonesia bisa melahirkan
dan mendidik generasi penerus Indonesia menjadi lebih baik.
Perdagangan
Perempuan
Perempuan
seringkali masih mendapat intimidasi dan tekanan dari pihak-pihak tertentu. Perempuan
yang cenderung menggunakan perasaan dari pada logika dalam memutuskan sesuatu,
seringkali terjerumus dalam keputusan yang salah. Akhirnya banyak perempuan
Indonesia yang terjebak dan terlibat sebagai objek dalam perdagangan orang,
khususnya perempuan.
Data
Mahkamah Agung Tahun 2015 menyebutkan, perdagangaIndonesia merupakan negara
dengan tindak pidanan perdagangan orang (TPPO) terbanyak ke tiga di dunia.
Modus yang sering digunakan adalah menjebak keluarga korban dengan hutang,
penculikan, memberi beasiswa belajar hingga pencarian bakat sebagai model atau
penyanyi.
Perempuan
harus sadar dan menjaga dirinya dari lingkaran setan perdagangan orang. Itulah
sebabnya perempuan harus pintar, sekolah dan banyak membaca. Perempuan harus
bisa menjaga perempuan lain di sekitarnya agar tidak terjebak dalam kasus
tersebut. Saling tolong menolong, belajar dan berbagi anatar sesama perempuan
akan menciptakan perempuan pintar Indonesia.
Persaingan
Perempuan dan Laki-laki
Masih
saja terdengar perdebatan antara perempuan dan laki-laki. Masalah gaji
misalanya, seringkali perempuan digaji lebih rendah daripada laki-laki. Bahkan
di beberapa negara, perempuan mendapatkan pekerjaan dengan kualitas pekerjaan
yang dianggap masih rendah dibandingkan laki-laki. Meski demikian janganlah
kita, kaum perempuan menjadikan laki-laki sebagai musuh.
Feminisme
yang merupakan gerakan dan ideologi yang memperjuangkan kesetaraan perempuan di
ranah publik sekalipun tidak pernah mengajarkan ideologi kebencian.
Bagaimana
pun, perempuan tidak bisa hidup sendiri, tanpa laki-laki. Apabila ada laki-laki
yang berbaik hati, misalnya mempersilahkan perempuan lebih dulu melakukan
sesuatu, itu adalah penghormatan. Sebagai perempuan yang perasa, jangan juga
kita terlalu sensitif dan menganggap direndahkan. Lihat dari sisi baiknya, dan
abaikan persaingan itu.
Perempuan
dan tambang
Saya
adalah salah satu perempuan Indonesia yang saat ini tengah mempersiapkan
generasi emas Indonesia. Sejak kecil, ibu sudah menyekolahkan di taman
kanak-kanak, belanjut hingga SD, SMP, dan SMA. Ayah memotivasi saya untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Meski ayah dan ibu tidak pernah
mengenyam pendidikan tinggi, namun kami anak-anaknya dimotivasi agar tak
mengikuti jejak mereka.
Lulus
perguruan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, saya langsung dipinang
sebuah perusahaan tambang emas internasional yang beroperasi di Kalimantan. Saya
terkejut sekaligus bangga saat bersua sahabat perempuan lainnya yang
mengoperasikan alat berat. Mobil haul truck dioperasikan oleh perempuan
Indonesia untuk mengangkut tanah yang mengandung emas dari lubang tambang ke
tempat penampungan.
Siapa
sangka, ada perempuan feminin dibalik mobil gagah setinggi 7 meter, lebar 9
meter yang ditopang enam buah ban berukuran besar. Perempuan dengan kedalaman
perasaan, ketelitian dan selalu hati-hatian, dipercaya mengoperasikan haul
truck. Alat berat tersebut pun jadi terpelihara, tidak gampang rusak, serta mampu
menekan angka kecelakaan.
Alih
profesi
Setelah
berkeluarga, saya berhenti bekerja di tambang. Saya mengikuti pandidkan diploma
satu, jurusan guru TK dan beralih profesi menjadi guru TK. Saat dikanuriai anak,
saya memilih menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak. Karena terbiasa dengan
dunia kerja, saya bertekad tidak ingin menjadi ibu rumah tangga biasa. Beragam
kegiatan produktif yang menghasilkan uang, saya ciptakan di rumah.
Beragam
kegiatan yang saya lakukan adalah, membuat bolu pandan dan memasarkannya ke
mini market di Kota Samarinda. Karena kekuranngan tenaga, dan maraknya toko kue
yang mulai menjamur di kota kami, usaha ini tak berjalan lama. Saya pun membuka
usaha di bidang pendidikan, yaitu les membaca untuk anak usia pra sekolah, dan
bimbingan belajar untuk anak usia SD. Peluang usaha di bidang pendidikan
ternyata cukup menggiurkan.
Disamping
itu, saya juga terus mengasah kemampuan menulis, dengan berlatih menulis laporan
perkembangan anak-anak yang les di rumah. Saya menyusun sediri materi ajar yang
akan disampaikan untuk anak-anak les membaca. Bahkan untuk lembar tes akhir,
saya buat cerita pendek untuk anak yang harus mereka baca dengan lancar. Kebiasaan
menulis ini akhirnya melatih saya untuk terampil membuat cerita anak.
Menulis
Buku
Hal
yang membanggakan adalah, ketika suatu hari ada seminar tentang penerbitan buku
sekaligus bazar buku. Saya berkesempatan bertemu dengan salah seorang pemilik sebuah
penerbit buku. Saya ajukan kumpulan tahapan mengajar membaca yang dijilid
menjadi dua diktat. Penerbit tertarik untuk menerbitkannya, dan jadilah dua
buku panduang membaca.
Saya
memberanikan diri mengirimkan tulisan cerita anak yang saya buat ke beberapa
majalah nasional. Saya tidak menyerah, meski terkadang naskah tersebut
dikembalikan. Saya perbaiki, tulis ulang, dan kirim kembali. Satu per satu,
naskah cerita anak tersebut kemudian dimuat. Rasa percaya diri kian kuat,
memberanikan saya mengajukan kumpulan cerita anak ke penerbit. Beberapa naskah
tersebut terbit menjadi buku.
Semangat
mengajar saya tularkan kepada teman-teman perempuan lainnya di sekitar saya.
Beberapa teman tertarik membuka usaha les membaca. Kami saling diskusi untuk
mengembangkan usaha yang mampu menopang keuangan rumah tangga tersebut. Dan sampai
saat ini, buku panduan membaca yang saya tulis, telah membantu anak-anak
Indonesia belajar membaca dengan mudah dan menyenangkan.
R.A
Kartini dan Ainun Habibi
Saya
sangat terinspirasi dengan Raden Ajeng Kartini, pejuang perempuan yang merintis
pendidikan untuk kaumnya. Kebiasaannya menulis sangat menguatkan motivasi saya
untuk menulis. Meski begitu, R.A Kartini tetap mengutamakan keluarga dan
mengurus anak-anaknya. Pesan tersirat yang dapat saya tangkap dari R.A Kartini
adalah pentingnya pendidikan bagi perempuan. Karena perempuan adalah sekolah
pertama bagi anak-anaknya kelak.
Hasri
Ainun Besari atau yang lebih akrab dengan panggilan Ainun Habibi adalah
perempuan Indonesia lainnya yang saya kagumi. Ibu negara ke tiga tersebut
menghabiskan waktunya untuk mengurus suami dan anak-anaknya. Dokter lulusan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1961 tersebut dengan tulus
mendampingi suami tercinta hingga mencapai karir tertinggi, yaitu presiden RI
ke 3. Penyakit kanker ovarium yang dideritanya, menjadi penyebab Ainun wafat
pada 24 Maret 2010.
Bagi
saya, kedua perempuan hebat itu meninggalkan kesan yang dalam. Banyak pelajaran
berharga yang bisa saya teladani dan terapkan dalam kehidupan. Saya ingin
menjadi pendidik yang memberikan kontribusi positif bagi perkembangan
pendidikan di Indonesia. Di sisi lain, saya tetap ingin menjalani peran sebagai
ibu rumah tangga, mendampingi suami dan mendidik anak-anak menjadi orang
sukses. Tentunya, saya harus banyak belajar agar bisa seteguh Kartini dan
sekuat Ainun.
Teruslah
belajar, bermimpi dan menggapainya
Beragam
pengalaman yang pernah saya jalani, membuat wawasan berfikir saya terbuka lebar.
Semua tidak akan tercapai andai saya tidak sungguh-sungguh belajar. Terus
memupuk mimpi dan berusaha keras mewujudkannya. Pengorbanan dan perjuangan
mutlak diperlukan.
Sudah
menjadi kodrat perempuan untuk menikah, melahirkan dan mendidik anak-anaknya.
Jangan merasa terbebani karena itu adalah kemuliaan yang hanya dipercayakan
pada kaum hawa. Jalani prosesnya dengan ikhlas. Ciptakan peluang dan
bergeraklah, jangan diam, meratapi keadaan, dan berpangku tangan. Percayalah, kesempatan
perempuan untuk maju masih terbuka lebar.
Apapun
pekerjaan kita, ibu rumah tangga kah, atau perempuan pekerja kah, berhentilah
menyudutkan satu sama lain. Merasa diri paling benar, paling berjasa untuk
keluarga, dan merasa sukses sendiri. Sebagai sesama perempuan, mari kita saling
dukung dan berbagi pengalaman.
Wahai
perempuan Indonesia Saya, Anda dan kita semua, yakinlah bahwa kita bisa menjadi
seperti apa saja yang kita inginkan. Pendidikan adalah hal yang penting bagi perempuan,
jadi teruslah belajar. Jadikan anak-anak kita sebagai anak-anak terpelajar yang
berahlak, sehingga mereka hidup mulia. Perempuan Indonesia, jangan pernah berhenti
bermimpi tinggi. Dan teruslah berusaha menggapainya, karena perempuan memiliki
peluang sukses yang sama besar. Bangga lah menjadi perempuan Indonesia yang maju dan kreatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar