Inni Indarpuri, nama perempuan cantik ini sangat populer di
komunitas penulis di Ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Karya sastra baik itu
prosa fiksi dan non fiksi berhasil diciptakan dengan penuh dedikasi. Editor
berprestasi dari sebuah penerbitan nasional Indonesia pun terpesona dengan
prestasi menulisnya. Wajar saja bila surat elektronik atau electronic mail
dari penerbit berdatangan membanjiri, meminangnya untuk menjadi penulis mereka.
Mbak Inni begitu ia biasa disapa, berpenampilan modis dan fashionable
memangselalu menarik perhatian. Kesan hangat tertangkap setiap kali berbincang
dengannya. Perempuan mapan yang selalu tulus berbagi dengan sesama ini dicintai
para sahabat. Meski telah menghasilkan puluhan buku bermutu, tak lantas
membuatnya pongah.
Siapa sangka di balik keanggunan dan tangan dinginnya terlahir
novel-novel inspiratif. Sudahkah Anda membaca novel berjudul Gampiran?
Novel yang mengangkat isu lingkungan yang dibalut budaya khas Kalimantan ini terasa
begitu istimewa. Demi memenuhi kebutuhan ekonomi, sekelompok orang
mengeksploitasi kampung yang asri untuk mendapatkan batubara. Dermaga
pengangkut hasil tambang pun dibangun. Mengorbankan barisan pohon bakau dan
nipah di sepanjang bibir sungai.
Inni Indarpuri sang penulis berhasil mengangkat mitos yang tidak biasa ke dalam novel. Yaitu kisah persaudaraan manusia (Munita) dengan saudara kembarnya seekor buaya putih bernama Monika sebagai tokoh utama. Kisah percintaan sesama buaya, perselingkuhan, kisah cinta manusia dengan manusia, serta percintaan buaya dan manusia mampu mengaduk-aduk perasaan pembaca.
Kekecewaan, penghianatan,
hingga kasih sayang antara ibu dan dua anak kembar yang istimewa, dan kasih
sayang antar saudara yaitu buaya dan manusia memberikan pelajaran berharga
tentang pentingnya komunikasi.
Sebelumnya Inni Indarpuri
telah berhasil memikat pembaca melalui novel perdanannya berjudul ‘Di Antara
Dua Cinta’. Novel ini tercatat sebagai novel dengan penjualan terbaik di
sebuah toko buku nasional yang membuka cabang di Samarinda. Isu besar yang
diangkatnya adalah mengisi kekurangan guru berkualitas di daerah terpencil
dengan mengirimkan lulusan terbaik perguruan tinggi untuk mengabdi sebagai
guru.
Ia mengakui, kenyataan di
pedalaman Kalimantan masih saja ada guru yang meninggalkan penempatannya, dan
minta dipindahtugaskan ke Samarinda. Keadaan ini wajar terjadi mengingat
kurangnya fasilitas transportasi dari dan menuju lokasi pengabdian.
Ditambah minimnya alat
komunikasi, tidak adanya layanan listrik belum lagi pembayaran gaji yang
terlambat seakan menambah daftar penderitaan para guru tersebut. Parahnya lagi,
gaji tersebut masih harus diambil sendiri ke kecamatan terdekat yang jaraknya
tidak dekat.
Lagi-lagi keindahan alam
Kalimantan digambarkan dengan sangat detail dalam novel ini. Rupanya Inni
Indarpuri mempersiapkan novel ini dengan sangat matang. Salah satu cara yang
ditempuhnya adalah dengan melakkukan survei lapangan langsung, menjelajah ke
pelosok desa di pedalaman. Bahkan ia mendokumentasikan foto-foto sekolah, rumah
dan lingkungan sekitar kediaman Horizon, nama salah satu toko dalam novel
tersebut.
Tak berlebihan bila Inni
dinobatkan sebagai salah satu sastrawan muda yang dimiliki Kalimantan Timur.
Karya sastranya terus bermunculan. Kiprahnya di dunia tulis menulis sudah
sangat mumpuni. Segudang prestasi telah diraih dan mendapatkan penghargaan
nasional, antara lain juara dua Lomba Menulis Jurnalistik Anak Berkebutuhan
Khusus dari Kemendikbud Jakarta tahun 2012 dan juara satu Writing
Competition SDF Bandung, Jawa Barat 2014.
Disela kesibukan menulisnya,
Inni yang tercatat sebagai pegawai negeri sipil Provinsi Kalimantan Timur sejak
tahun 1992 juga aktif di bidang kesehatan. Salah satunya dengan menjadi
pengurus inti untuk memberi dukungan kepada para penderita lupus dan tergabung dalam
Suforda atau Support For Orang Dengan Lupus untuk wilayah Kalimantan Timur.
“Saya merasa terpanggil untuk
memberikan informasi dan pemahaman tentang penyakit lupus bagi penderita dan
keluarganya, agar mereka tetap semangat untuk hidup,” begitu jawabnya saat
ditanya apa alasannya bergabung di Suforda.
Penyakit lupus yang secara
ilmiah dikenal dengan Systemic
Lupus Erythematosus sudah
ada sejak tahun 1800-an. Sayangnya sampai saat ini belum diketahui secara pasti
apa yang menyebabkan timbulnya penyakit ini dan bagaimana pengobatannya. Bahkan
selama lebih dari 40 tahun terakhir, belum ada penemuan baru mengenai
pengobatan bagi penyakit yang tidak menular tetapi berisiko mematikan
ini.
Inni adalah perempuan tangguh. Semangat menulisnya mampu menyisihkan
puluhan kontributor lain di seluruh Indonesia. Beberapa antologinya antara
lain, “SELAKSA MAKNA CINTA-antologi Cerpen dan Puisi, Pustaka Puitika
Jogjakarta-Oktober 2010. “GORESAN CINTA KUPU-KUPU – Nuansa Cendekia-Bandung,
Januari 2010. “SURAT UNTUK
TUHAN-antologi True story Penerbit Birde Publising, Mei 2011.
Bersama komunitas facebook
Ibu-ibu Doyan Nulis , ia menelorkan dua buku Antologi, FOR THE LOVE OF MOM dan
AMAZING MOM- Indriscrip Creatif. Tulisan Inni lainnya adalah, Kisah
INPIRATIF-Anjari Blog detik, Kalimantan Timur Dalam Cerpen Indonseia,
Kalimantan Timur dalam Novel Indonesia, dan 22 Cerpen Pilihan – Penerbit Metro.
Pecinta
kuliner Kerupuk dan semua kudapan tradisional Banjar ini kembali melahirkan
novel ketiga pada tahun 2012. Novel andalannya dengan judul “Never
Give Up” menceritakan remaja kelas III SMA yang didera
ujian bertubi-tubi namun mampu tegar dan bersyukur. Selain memuat unsur moral ikatan kekeluargaan
dan persahabatan, dalam ini terasa motivasi
untuk tetap semangat tidak menyerah dalam menghadapi segala cobaan.
Novel ini pun memberikan pelajaran bagi pembaca mengenai penyakit Lupus dan
selukbeluknya.
Satu lagi karya apiknya berhasil diterbitkan
penerbit nasional BIP Gramedia Pustaka Utama dengan judul ‘Maaf,
Aku Selingkuh’. Terinspirasi dari kisah nyata dalam pernikahandan rumah tangga
yang tak selalu berjalan mulus. Berbagai macam masalah dan tantangan
hadir silih berganti. Namun apakah secepat itukah pernikahan berakhir
dengan perceraian? Begitu sulitkah memelihara ikatan pernikahan.
Inni Indarpuri mengemas semua
kegundahan itu dan mengambil hikmah dari setiap kejadian dalam rumah tangga
secara subjektif dan membagikan pelajaran berharga tersebut dalam buku ini.
Membaca
tulisan Inni akan membuat kita semakin berdecak kagum. Betapa piawainya sang
sastrawan ini membagi tugas sebagai ibu, pegawai kantor, sekaligus penulis
papan atas. Dalam berbagai kesempatan terbuka, ia tak segan berbagi ilmu
tentang kepenulisan dalam sebuah seminar, pelatihan, atau saat berkunjung ke
kediamannya.
Penulis
Buku Anak
Setelah sukses menerbitkan novel untuk kalangan dewasa, tak membuat
Inni lantas berpuas diri. Bersama sahabatnya yang bernama RF Dhonna, ia kembali
menulis novel untuk anak berjudul ‘Kerawing dan Batu Kecubung Biru.’
Petualangan yang mendebarkan dikemas dalam alur yang runtut. Lagi-lagi setting
tempat dideskripsikan dengan baik. Pesona Desa wisata budaya Pampang seakan
tergambar jelas.
Pesan moral yang kuat menumbuhkan kesadaran pembaca cilik untuk
mencintai alam dengan menjaganya sebaik mungkin. Kerawing nama tokoh utama
dalam novel ini diambil dari nama seorang peneliti
asing yang diberikan oleh pemangku adat Dayak. Kerawing yang artinya bintang kejora mampu menunjukkan betapa
hebatnya ikatan persahabatan hingga melahirkan keberanian, tanggung jawab,
dan rasa rela berkorban.
Tulisan Inni lainnya juga turut meramaikan dunia bacaan anak. Buku
cerita bergambar atau pictorial book pertamanya berjudul ‘Palupi
dan Pandangi’ yang diterbitkan oleh Andi Publisher Jogjakarta. Dalam buku ini,
ia mengangkat satwa liar rusa sebagai tokoh utama sekaligus berkampanye untuk
melindungi satwa tersebut dari perburuan liar.
‘20 Tokoh Sukses Dunia yang Dulu Dianggap Bodoh’ adalah buku yang
berisi kisah tokoh dunia yang dulu tersisih dan disangka idiot dan ternyata
dikemudian hari menjadi orang paling sukses di dunia. Kisah tersebut diharapkan
mampu memotivasi anak-anak Indonesia yang kurang berkembang akademiknya agar
tetap semangat meraih kesuksesan. Buku terbitan Tiga Serangkai ini sangat cocok
untuk para orang tua untuk berbesar hati menerima apapun kondisi anak-anak
mereka.
Pengalaman saat bertugas mengelilingi berbagai negara di Asia
hingga Eropa menginspirasinya untuk kembali melahirkan buku cerita anak
berjudul ‘Andai Salju Turun di Indonesia.’ Dan buku lain berjudul ‘Sejarah Penemuan
Penting Dunia.’
Inni Indarpuri adalah satu dari sedikit perempuan sastrawan Kaltim
yang masih eksis menulis. Wajar saja bila saya, anda, dan kita semua terpesona
pada karyanya. Berkaca padanya, semoga mampu memotivasi perempuan lainnya,
khususnya yang berada di kawasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara untuk
berkarya.
Jangan malu dan takut untuk menulis. Segerakan untuk memulai, dan
bertanyalah pada sang ahli bila menghadapi kendala seputar dunia kepenulisan.
Mbak Inni Indarpuri, sastrawan Kaltim itu ternyata tidak hanya memesona tapi
juga menginspirasi, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar