Sabtu, 17 Juni 2017

Membuat Mainan Edukatif Sendiri

Bermain adalah kegiatan menyenangkan yang disukai anak-anak. Hampir sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermain. Bagusnya lagi, anak-anak tidak pernah bosan untuk bermain. Nah, harusnya kita bisa memanfaatkan kesempatan bermain  ini untuk merangsang kecerdasan anak.

Tapi kok, main melulu. Terus kapan belajarnya?

Eits... Bunda jangan marah dulu. Bermain itu penting untuk menunjang tumbuh kembang anak, loh. Tentunya permainan yang memiliki nilai pendidikan atau permainan edukatif. Pada saat bermain itu lah, Bunda bisa mengembangkan imajinasi, daya pikir, dan ketangkasan olah tubuh anak.

Tahukah Bunda, secara umum mainan edukatif memilliki fungsi penting. Di antaranya adalah,

  • Melatih aspek kognitif, yaitu kemampuan berfikir, mengingat sesuatu, dan kemampuan memecahkan masalah.
  • Melatih perkembangan motorik, yaitu kemampuan gerak seorang anak berdasarkan kematangan saraf dan ototnya. Gerakan motorik sendiri terbagi menjadi dua, yaituMotorik Kasar, gerakan tubuh yang berhubungan dengan otot-otot besar anggota tubuh.Misalnya, merangkak, berjalan, lari, lompat, memanjat, mengangkat satu kaki, dan mengayunkan tangan.Motorik halus, berhubungan dengan gerakan jari-jari tangan dan kaki. Misalnya, menulis, merangkai, menggenggam, menjepit, berjinjit, dan menggunting.
  • Melatih konsentrasi dan fokus.
  • Mengenalkan konsep dasar matematika. Misalnya, mengenal angka, membilang, dan mengenal bentuk geometri.
  • Pengenalan warna.
  • Mengembangkan kemampuan bahasa, yaitu dapat diminta melakukan sesuatu sesuai arahan, menambah kosa kata dengan permainan, dan mengenalkan huruf abjad. 

Sebagai orangtua, sering kali kita terpesona melihat kelebihan anak lain dibandingkan dengan anak kandung sendiri. Kenapa sih, anak tetangga pintar matematika sedangkan anak saya lebih suka menari? Padahal di sekolah tidak ada mata pelajaran menari. Bagaimana bisa jadi juara kelas? Keluh seorang ibu saat bertemu sahabatnya. 

Pada kesempatan lain, ada juga orangtua yang mengeluhkan anaknya yang belum juga bisa membaca dengan lancar. Begitu seterusnya hingga para orang tua tersebut lupa bahwa masih ada kelebihan lain yang dimiliki anak-anak mereka yang tidak dimiliki anak lain.

Howard Gardner, pakar pendidikan dari Universitas Havard membagi tingkatan kecerdasan anak menjadi delapan jenis. Teori ini dikenal dengan teori multiple intelligences atau kecerdasan multipel yang terdiri dari kecerdasan;
  1. Linguistik, kemampuan anak berbahasa ( berbicara dan menulis)
  2. Logika/matematis, ketertarikan terhadap angka, matematika, sains, dan logika.
  3. Intrapersonal, suka bermain sendiri, bisa mengelola emosi dengan baik.
  4. Interpersonal, dapat memahami orang lain, empati, dan supel.
  5. Musikal, suka bernyanyi, menari, dan memainkan musik.
  6. Spasial, suka berimajinasi, menggambar, dan membangun menggunakan balok.
  7. Kinetik, aktif dan tangkas dalam olah tubuh.
  8. Naturalis, suka bermain di alam, peduli lingkungan, tanaman dan binatang.

Beberapa anak yang memiliki beberapa kecerdasan sekaligus. Namun ada juga yang hanya menonjol pada satu jenis tipe kecerdasan. Jangan kawatir dulu, karena setiap anak itu istimewa. Kita dapat mengasah kecerdasannya sesuai dengan karakter dan minat anak.

Melalui kegiatan bermain, kita bangun kecakapan berfikir anak sambil bersenang-senang. Tentunya dukung oleh permainan yang mendidik ya, Bunda. Beragam alat peraga edukasi dirancang untuk melatih beragam tipe kecerdasan anak banyak dijual bebas. Kali ini saya akan mengajak Bunda untuk membuat sendiri dengan bahan yang mudah didapat. Selain murah meriah, mainan yang akan kita buat ini aman, loh.

Oiya, Bunda juga bisa mengajak putra putri tercinta untuk membuatnya bersama. Hati-hati saat menggunakan alat bantu saat membuat mainan, misalnya gunting, cutter, dan lem tembak. Semua tahapan langkah-langkah membuat mainan harus dalam pengawasan orangtua. 

Bunda dan ananda sudah siap? Pasti seru, karena ini akan  jadi pengalaman berharga buat anak-anak. Ikatan yang terjalin antara Bunda dan anak akan semakin kuat. Yuk, simak mainan yang akan kita buat di bawah ini! 

1.      Pakaianku
(Mencocokkan setelan pakaian)

Alat dan Bahan
·           Kertas origami aneka warna
·           Gunting
·           Spidol
·           Wadah plastik

Cara membuat
  1. Lipat kertas origami dari kanan ke kiri hingga meninggalkan garis vertikal di tengah. Kemudian gunting.
  2. Ambil satu kertas yang telah digunting. Lipat kertas tadi dari atas ke bawah. Buka lipatan, terlihat garis horizontal. Kemudian gunting.
  3. Buat gambar kaos pada salah satu kertas, kemudian tulis anggka di dalam kaos tadi.
  4. Buat gambar celana atau rok pada kertas lainnya, kemudian buat bulatan-bulatan kecil sebanyak angka yang tetera di kaos tadi. 
  5. Ulangi langkah 1 – 4 dengan warna kertas berbeda. Buat urutan angka berbeda, misalnya angka 1 – 10.
  6. Masukkan guntingan kertas-kertas tadi secara acak ke dalam wadah.
  7. Ajak anak memainkannya.
  8. Perintahnya, ayo carilah setelan pakaian sesuai warna, angka, dan jumlah bilangan yang tertera.
Tujuan permainan ini;
  • Belajar membilang dan mengenal lambang bilangannya
  • Belajar mengenal warna
  • Melatih konsentrasi dan ketelitian


2.      Menggunting

Alat dan bahan
·           Kertas (gunakan sisa kertas untuk membuat setelan pakaian di atas)
·           Spidol
·           Gunting
·           Wadah

Cara membuat
  1. Ambil kertas pertama, buat garis lurus memanjang di bagian tengah.
  2. Kertas ke 2, buat garis zig-zag memanjang. Kertas ke 3, buat garis gelombang. Dan seterusnya. 
  3. Letakkan pada wadah, ajak anak memainkannya.
  4. Siapkan wadah kosong untuk meletakkan hasil guntingan. Gampang, kan?
Tujuan permainan ini;
ü  Melatih motorik halus, yaitu kelenturan jari-jari saat menggunting

3.      Buka Pasang Tutup Botol

Alat dan Bahan
·           Botol bekas kemasan minuman
(Boleh dengan ukuran berbeda, dan atau warna tutup botol yang beragam)
·           Cutter
·           Lem Tembak
·           Kardus bekas

Cara membuat
  1. Bersihkan botol, potong ¼ bagian atas.
  2. Susun potongan botol mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar di atas kardus. Kemudian lem.
Catatan:
Selain menyusunnya berdasarkan urutan ukuran botol, Anda juga bisa megurutkannya berdasarkan warna tutup botol.

Tujuan permainan ini;
  • Melatih motorik halus, yaitu melatih keletikan jari-jari anak sebagai persiapan menulis
  • Belajar mengurutkan benda berdasarkan ukuran/bentuknya
  • Belajar mengenal warna


4.      Puzzle

Alat dan Bahan
·          Cover buku atau majalah bekas dengan gambar menarik, dan gunting

Cara membuat
1.        Gunting gambar.
2.        Buat pola puzzle (misalnya dua keping, tiga keping, dan seterusnya disesuaikan usia dan kemampuan anak).
3.        Gunting pola puzzle tadi. Jadi, deh.

Tujuan permainan ini;
  • Melatih koordinasi mata dan tangan
  • Melatih konsentrasi
  • Melatih kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah

5.      Papan Jahit

Alat dan Bahan
·           Kotak bekas kemasan (pilih Kotak dengan hard cover dan gambar menarik. Saya menggunakan kotak bekas kemasan tepung jagung)
 

·           Gunting
·           Pelubang kertas
·           Tali sepatu

Cara membuat
1.        Gunting kemasan yang akan digunakan.
2.        Lubangi sekeliling gambar tadi. Buat jarak antar lubang satu dengan lubang lainnya.

3.        Ambil tali sepatu dan mainkan papan jahitmu.

6.      Mencocokkan Bentuk Geometri

Alat dan bahan
·           Kardus bekas
·           Cutter/gunting
·           Penggaris
·           Spidol warna-warni
·           Kertas origami

Cara membuat
1.        Buat bentuk-bentuk geometri pada kertas origami (bisa juga menggunakan kain flanel bila ada).
2.        Jiplak bentuk geometri tadi pada kardus menggunakan spidol warna-warni (sesuaikan dengan warna kertas origami yang digunakan)
3.        Saatnya bermain. Minta anak mencari kepingan bentuk geometri, untuk diletakkan di atas pola kardus.

Tujuan permainan ini
ü  Mengenal bentuk geometri
ü  Mengenal warna

7.      Namaku

Alat dan bahan
·           Kertas aneka warna (bisa menggunakan karton, kertas origami, atau post it)
·           Spidol
·           Kertas HVS

Cara membuat
  1. Gunting kertas menjadi ukuran 4 x 4, kemudian tulis satu abjad huruf kecil, berukuran besar di setiap kertas. Buat sebanyak mungkin.
  2. Ambil kertas HVS, tulis nama anak dengan huruf kecil.
  3. Cara memainkannya, minta anak mencari huruf yang sesuai dengan tulisan namanya. Letakkan huruf-huruf dalam kertas tadi di bawah tulisan namanya.
Tujuan permainan ini
ü  Mengenalkan huruf abjad
ü  Mengenal kata, nama, dan nama-nama benda lainnya (sesuia dengan kata yang Bunda tuliskan di kertas HVS)

Seru ya, bermain dengan si kecil. Oiya, sebelum memulai permainan, buat kesepakatan tentang aturan bermain. Misalnya begini;
  • Aturan Main Bersama Bunda:
  • Waktu bermain hanya 15 menit
  • Ambil mainan secukupnya
  • Mainkan
  • Bereskan mainan setelah dimainkan 
Bunda bisa menambahkan atau mengurangi aturan main bila diperlukan. Membuat kesepakatan tentang lama bermain itu penting loh, Bun. Jangan sampai anak keasikan bermain dan tidak mau tidur/istirahat siang. Akibatnya anak bisa kelelahan, kurang minum, dan suhu tubuhnya meningkat alias panas, kemudian demam, dan sakit. Karena selain terkena infeksi, tubuh anak juga bisa demam karena kelelahan dan kekurangan cairan.


Untungnya saya selalu sedia Tempra Paracetamol Syrup di rumah. Bila anak mulai deman (ditandai dengan peningkatan suhu tubuh diatas 37 derajat celsius), saatnya meminumkan Tempra Syrup (untuk usia 4 – 5 tahun) sebanyak 7,5ml.

Baca aturan pakai yang tertera pada kemasan ya, Bun. Karena beda usia, beda pula dosis minumnya. Dosis yang tertera dalam kemasan menyebutkan,
  • Di bawah 2 tahun (sesuai petunjuk dokter, sebaiknya gunakan Tempra Drops)
  • Usia 2 – 2 tahun (5 ml)
  • Usia 4 – 5 tahun (7,5 ml)
  • Usia 6 – 8 tahun (10 ml atau gunakan Tempra Forte)


 Anak-anak suka aroma rasa anggur yang segar, sehingga memudahkan proses minum obat. Saya pun jatuh hati pada Tempra Paracetamol Syrup karena tidak mengandung alkohol, dan bekerja cepat meredakan demam. Setiap 5 ml Tempra Syrup mengandung 160 mg paracetamol yang ampuh. Anak ceria, siap bermain kembali.

“Bunda, yuk, main lagi!”

***


Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Informasi Lomba. Klik di Sini


4 komentar:

  1. Aiiih..lucu banget. Mau ah dicoba mumpung besok libur.

    BalasHapus
  2. Terima kasih ide-ide DIY nya :) Sangat bermanfaat dan anak-anak pasti suka...

    BalasHapus
  3. asyiknya bikin mainan sendiri ya :)

    BalasHapus
  4. Sebetulnya kalau kita memang niat, bikin mainan edukatif itu mudah ya. Thanks for sharing ya bu, lengkap banget ini. Aku save postingannya :)

    BalasHapus