“Kalau mau nulis, ya
nulis saja,” kata Pramudya Ananta Toer saat A.S. Laksana menanyakan padanya,
Bagaimana cara menulis bagus? Penggalan wawancara A.S Laksana pada tahun 1993
untuk tabloid DeTIK itu,
sangat menginspirasi saya.
Saya pun mulai rajin
menulis. Saat mengajar di sebuah taman kanak-kanak, kami memiliki kegiatan home
visit, yaitu mengunjungi kediaman anak didik setiap enam bulan sekali atau satu
semester. Kunjungan yang bertujuan untuk memantau perkembangan anak didik dengan
mengamati kegiatan mereka selama berada di rumah, juga menjadi ajang
silaturahmi dengan orangtua murid. Hasil wawancara kemudian diserahkan kepada kepala sekolah
dalam bentuk laporan.
Laporan hasil
kunjungan yang saya buat saat itu berbeda dari biasanya. Saya meramu hasil
wawancara dalam bentuk deskripsi narasi dengan gaya cerita bertutur, mencetak
di kertas ukuran A5, menomori jumlah halaman, dan menjilid layaknya sebuah buku. Kawan-kawan
sesama guru senang membaca laporan yang tidak biasa itu, bahkan kepala sekolah sangat
menikmati kisah perjalanan home visit saya.