Kamis, 30 Mei 2013

[Resensi Buku] Princess Kocak

Judul          : Princess Kocak
Penulis       : Fita Chakra & Eka D. Swaranindita
Penerbit      : DAR! Mizan
Tebal buku  : 137 halaman
Cetakan      : I, April 2013
ISBN          : 978-602-242-200-6

Buku cerita dongeng anak Islam berjudul Princess Kocak ini, berisi kumpulan 30 cerita princess yang super lucu. Buku ini menyajikan cerita segar yang menghibur. Sangat unik, karena berbeda dengan cerita dongeng kerajaan pada umumnya, di mana para putri raja selalu dilayani, dan cerita selalu berakhir dengan kisah bahagia.

Para putri raja yang dalam buku ini dipanggil princess, juga harus bekerja membersihkan istana, belajar dan mengerjakan PR, hingga membantu ibunda ratu berbelanja.

Ada juga princess yang punya kebiasaan buruk, misalnya suka makan sambal bawang, makan permen lolipop sambil berbicara, princess yang tak bisa tidur nyenyak karena selalu mimpi buruk, Princess turun ke dapur untuk memasak, dan masih banyak lagi.

Saya pun mengenal istilah baru copycat (hal. 19) yang disandangkan pada orang suka meniru penampilan orang lain. Pesan moral penting dari cerita ini adalah seharusnya kita bangga menjadi diri sendiri.

Cerita kesukaan saya yang berjudul Princess Lupina, si Pelupa (hal. 59). Membacanya membuat saya tersenyum lucu, mengingat pengalaman sewaktu kecil, yang sering lupa jika diminta Ibu berbelanja di warung dekat rumah.

Serunya, buku ini bisa dibaca secara acak. Setiap cerita dibahas tuntas dengan pesan moral yang berbeda. Seting isi buku dengan aksesoris warna kertas yang menarik, nyaman di mata. Ditambah dengan ilustrasi yang lucu, membuat kegiatan membaca buku ini kian menyengangkan.

Selain cerita para princess, dalam buku ini juga terdapat tokoh pangeran atau yang disebut prince. Ada Prince Daren di cerita berjudul Kutu Buku (hal. 33), Prince Keenan di cerita Mau Ini, Mau Itu (hal.38), Prince Edilo dalam cerita Princess Lupina, si Pelupa (hal.59), Prince Jaka dalam cerita Penyamaran Princess Kemala (hal.83), Prince Boby dalam cerita Jerawat Bikin Gawat (hal.92), dan Prince raihan dalam cerita Princess Athaya Goes to Desa (hal.116).

Para pangeran tersebut hadir sebagai pemeran pendamping. Sehingga menurut saya, cerita seru para prince juga menarik untuk diangkat guna memenuhi rasa penasaran pembaca cilik.

Anda ingin menceritakan dongeng lucu yang tidak biasa? Saya sarankan Anda mengoleksi buku ini. Ternyata tidak hanya saya yang tersenyum simpul saat membacanya, putri saya pun ikut terkekeh. 
“Princess... princess... kok, lucu banget, sih,” pujinya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar