Sabtu, 16 Februari 2013

Anak, Investasi Berharga


Tulisan sederhana ini mendapat komentar terbanyak, Alhamdulillah membuatnya mendapat apresiasi dari tim juri Happies Mom's Momment dan mendapatkan voucher Imperial Kicthen. Semoga tulisan yang saya persembahkan untuk menyemarakkan event yang diselenggarakan oleh female circle ini bermanfaat.








Ini ceritanya:



Kehadiran anak dalam kehidupan rumah tangga adalah harta yang tak terkira nilainya. Apalagi tangis bayi yang saya idam-idamkan itu baru muncul empat tahun setelah pernikahan. Belum puas merasakan kebahagiaan menjadi ibu dari seorang bayi cantik, saya dikejutkan dengan kehadiran mahluk baru di rahim saya. Bimbang sempat bergelayut, namun saya harus mensyukurinya.

Baru genap dua tahun, Fayruz putri sulung saya diberi seorang adik laki-laki yang sehat dan lucu. Fadhil begitu kami menamainya, menjadi pelengkap kebahagiaan keluarga kecil kami. Kehadiran dua anak yang masih kecil membuatku harus memilih, apakah meneruskan karir di tempat kerja atau memfokuskan diri mendampingi kedua buah hati yang sedang lucu-lucunya di rumah?

Tak tega rasanya bila melihat ibu saya yang mulai sepuh harus mengurus bayi dan Batita sekaligus. Namun jika berhenti bekerja bagaimana saya bisa membantu keuangan rumah tangga? Padahal cicilan rumah melalui bank masih harus diselesaikan hingga 10 tahun lagi.

Lama saya berjuang melawan kebimbangan, hingga akhirnya berani memutuskan berhenti bekerja demi merawat anak-anak tercinta. Bagi saya, kedua buah hati adalah investasi berharga yang harus dijaga dan dididik sebaik mungkin. Urusan rezeki biarlah saya titipkan kepada yang Maha Kuasa.

Menyaksikan anak-anak bertumbuh adalah hal yang sangat menakjubkan. Saya terlibat langsung mempersiapkan mental dan fisik Fayruz dan Fadhil, termasuk memperhatikan asupan gizi yang penting di usia emas pertumbuhannya.

Hasilnya cukup membanggakan, pada usia 3 tahun 10 bulan Fayruz telah bisa membaca lancar. Ia juga terpilih menjadi juara favorit ke-2 dalam lomba foto busana muslim pada Mei 2012 lalu. Saya semakin yakin apabila saya berhasil mendidik si sulung maka si bungsu juga akan mudah mengikuti, karena pola pendidikan sudah terbentuk.

Sayapun menjadi lega akhirnya dapat melunasi cicilan rumah pada tahun ke-6, tepatnya setelah saya berhenti bekerja. Tuhan mengirimkan rezeki yang cukup kepada suami untuk menafkahi kami dan menyelesaikan sisa pembayaran rumah pertama kami. Membuat saya kian mantap mengabdikan diri untuk keluarga tercinta.

Tak terasa Fayruz kini berusia 4 tahun dan Fadhil baru genap 2 tahun. Dua Balita yang menggemaskan itu begitu berarti buat saya. Celoteh, canda dan tawa mereka menjadi penggugah semangat dikala letih dan jenuh mendera saya. Kebanggaan luar biasa ketika mereka merindukan saya, dan saya bisa hadir menemani di saat yang tepat. Saya menjadi ibu, guru sekaligus teman yang baik untuk mereka setiap saat.

Saya mulai meresapi peran saya sebagai istri yang berada di balik kesuksesan suami, sekaligus sebagai ibu dibalik anak-anak yang sehat, cerdas dan tangguh. Saya yakin pengorbanan saya melepas karir tidak sia-sia, demi menciptakan peluang kesuksesan anak-anak. Yah... karena mereka begitu berharga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar