Senin, 15 April 2013

Buruknya Drainase Kota, Menggerus Pesona Samarinda


Kota tepian Mahakam, itulah sebutan ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Samarinda. Aku sangat bangga bila diminta memperkenalkan diri, terlebih ketika menyebutkan nama kota kelahiranku itu. Samarinda sangat istimewa di hatiku.

Keberadaan Sungai Mahakam sepanjang 920Km yang membelah kota, bagaikan magnet yang menjadikan Samarinda kian istimewa. Sungai terpanjang kedua di Indonesia itu menjadi habitat pesut si lumba-lumba air tawar.

Kepercayaan masyarakat pun berkembang, siapa pun yang meminum air Sungai Mahakam diyakini akan kembali lagi ke kota itu. Sungai menjadi sumber kehidupan dan peradaban manusia.

Namun sayangnya pembangunan kota yang terus meningkat, tidak dibarengi dengan pengelolaan drainase yang baik. Hal ini menyebankan ketika musim hujan tiba potensi terjadinya banjir menjadi permasalahan serius. Gorong-gorong yang dibangun tidak berfungsi dengan baik, hanya sebagai pelengkap saja.

Parahnya lagi, daerah resapan air yang tidak dikelola dengan baik, bahkan beralih fungsi menjadi kompleks perumahan rakyat. Drainase atau sistem saluran untuk menglirkan aliran permukaan akibat hujan tidak lagi berfungsi maksimal.

Profil Samarinda
Secara geografis, Samarinda yang terletak di 00019’02” - 00042’34” lintang selatan, dan 117003’00” - 117018’14” bujur timur. Dengan batas wilayah meliputi, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. Sebelah timur Kecamatan Muara Badak, Anggana, dan Sanga-sanga Kabupaten Kutai Kartanegara. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kecamatan Muara Badak, Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah barat.

Luas kota Samarinda adalah 718,800Km2, yang terbagi menjadi 10 kecamatan, yaitu kecamatan Palaran, Loa Janan Ilir, Samarinda Ulu, Samarinda Ilir, Samarinda Kota, Samarinda Utara, Sungai Kunjang, Samarinda Seberang, Sambutan, dan Sungai Pinang. Dengan jumlah penduduk menurut badan pusat statistik kota Samarinda tahun 2011 tercatat sebanyak 755.630 jiwa.

Pembangunan Jalan
Berdasarkan kelas, Kota Samarinda memiliki jalan nasional sepanjang 70.62 km, dan jalan kota sepanjang 570.60 km. Sejak dilakukan perbaikan pada tahun 2009, panjang jalan rusak di Kota Samarinda menurun menjadi 9.9 km. Pemerintah setempat menduga penyebab kerusakan jalan salah satunya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, sehingga jalan kota sering mengalami pengikisan oleh air.

Padahal, kesalahan terjadi ketika pembangunan jalan tidak diimbangi dengan drainase perkotaan yang sesuai. Drainase perkotaan merupakan kumpulan sistem jaringan saluran drainase, situ dan sumur resapan yang berada sepenuhnya di dalam batas-batas administrasi pemerintahan kota atau di dalam batas ibu kota pemerintahan kabupaten.

Sistem drainase perkotaan merupakan prasarana yang terdiri dari kumpulan sistem saluran di dalam kota yang berfungsi mengeringkan lahan perkotaan dari banjir atau genangan akibat hujan dengan cara mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air melalui saluran-saluran tersebut.

Sebagai contoh, lihat saja pembangunan jalan di kawasan Loa Bakung yang tidak disertai dengan drainase, ketika hujan menyebabkan banyak genangan air terhambat di sisi jalan. Air yang meluber hingga ke badan jalan, bila dibiarkan terus dapat mengikis tanah dan merusak kualitas jalan yang baru saja diperbaiki.

Drainase perkotaan sangat penting karena berfungsi mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah dari genangan air, mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya, mengendalikan air permukaan akibat hujan, dan meresapkannya untuk kelestarian air tanah.

Tugas Bersama
Banjir dan seluruh permasalahannya terkait dengan pemerintah dan masyarakat, oleh sebab itu penanganannya harus dilakukan bersama.

Harus diakui, sampai saat ini belum ada ketegasan fungsi saluran drainase,  untuk mengalirkan kelebihan air permukaan atau air hujan, dan saluran air limbah pemukiman. Ditambah lagi  pengelolaan sampah yang  kurang baik, menyebabkan masih banyak sampah yang dibuang ke
saluran air.

Pemerintah kota harus melakukan penanganan drainase yang dirumuskan dalam peraturan daerah, dan mengatur kejelasan keterlibatan masyarakat dan swatsa, sehingga mereka dapat berperan aktif sesuai porsinya.

Rasanya belum terlambat untuk menata ulang saluran drainase di wilayah perkotaan, menciptakan daerah resapan air yang baru di beberapa titik, dan yang terpenting adalah merawat dan memeliharanya bersama.

Dengan drainase kota yang baik kelak, tak akan ada lagi genangan air permukaan dan banjir. Pesona kota Samarinda yang termasyur dengan kerajinan khas sarung tenun Samarinda, akan terpancar menarik perhatian wisatawan domestik, bahkan juga wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung menikmati eksotik kota Tepian Mahakam.[]

***
Tulisan ini kemudian dimuat di Harian Samarinda Pos, pada Minggu, 12 Mei 2013. Berikut tampilannya,





8 komentar:

  1. andai tulisan ini bisa masuk ke proyeknya @isamarinda yang berjudul #SamarindaUnderAttack
    *http://blogrian.wordpress.com*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga berharap begitu, Mas Ryan. Naskah sudah saya serahkan meski mepet dateline. Makasih telah berkunjung,

      Hapus
  2. Salam Pak Dragon Halim
    email saya, rahmawati.dwi@gmail.com

    BalasHapus
  3. Memang sepertinya kota samarinda tidak diurus dengan serius, drainasenya buruk, sedimentasinya tinggi, hampir semua parit kondisinya sempit dan ditutup dengan cor semen dan papan ulin. ijin tambang di berikan dengan mudah, meninggalkan lubang menganga di sekeliling samarinda. kalau musim kemarau, panas, kering dan berdebu, jika musim hujan, banjir dimana-mana. orang yang tidak ikut merusak lingkungan pun harus menanggung akibat luapan banjir.... hmmmm.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masukan yang bagus, Mas Bro, makasih sudah berkunjung.
      Semoga pejabat negara pengambil kebijakan bisa lebih arif mengelola Samarinda dengan melibatkan masyarakatnya, dan tidak sembarangan memberikan ijin eksploitasi lahan lagi.

      Hapus
  4. selamat Mak....semoga sukses berkarya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kunjungannya, Mak cantik.
      Sukses untuk kita semua

      Hapus
  5. Bagus tulisannya dir. Lebih bagus lagi kalo bisa kasi rekomendasi teknis :-)

    BalasHapus