Kamis, 03 Juli 2014

Untuk Generasi Indonesia

Saya lahir dan besar di pulau terbesar Indonesia, tepatnya di Provinsi Kalimantan Timur. Julukan lumbung energi layak disematkan pada Kalimantan sebagai pulau penghasil batubara, minyak, gas, dan geothermal. Selain mengandung gambut yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit listrik dan pemanas pengganti batu bara, hutan Kalimantan menyimpan emas dan intan. Kalimantan sangat kaya, pulau ini juga merupakan penyedia sumber energi botani atau bioenergi dari CPO sawit.

Saat menamatkan pendidikan tinggi, saya mendapat kesempatan bekerja di perusahaan tambang mineral dan batu bara terbesar di dunia milik Negara Asutralia yang beroperasi di hutan Kalimantan. Pada saat itu rasa nasionalisme saya menggelora hebat. Kecintaan saya sebagai warga negara terhadap Indonesia kian kuat. Saya bekerja dan tinggal bersama teman-teman dari berbagai penjuru nusantara, dan juga tenaga ekspatriat.

Karena tinggal dan bekerja satu lokasi di tengah hutan, di sanalah saya mulai menjelajah hutan, mengarungi hulu Sungai Mahakam, bertemu penduduk yang mengelola hutan dengan pendekatan budaya lokal. Setiap hari saya disuguhi pemandangan alam yang indah, menghirup oksigen segar langsung dari 'pabriknya', menyaksikan keindahan floran dan fauna hutan hujan tropis yang tiada duanya. 


Bersama patner kerja dan dr. Wijana mengunjungi masyarakat
Satu kenangan indah yang bersejarah yang saya alami adalah saat saya didaulat menjadi protokol yang bertugas membacakan susunan acara pada upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Ini menjadi begitu spesial bagi saya karena upacara tersebut dilakukan oleh seluruh karyawan perusahaan tambang yang beroperasi di hutan belantara Kalimantan tempat saya bekerja. Pesertanya bukan saja warga negara Indonesia, tetapi juga ekspatriat. Upacara itu juga adalah upacara bendera terakhir sebelum perusahaan berhenti beroperasi.

Menjadi pembawa acara pada upacara peringatan Kemerdekaan RI

Upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia

Bangga sekaligus sedih membalut hati saya. Bangga atas kekayaan bumi pertiwi, sedih karena harta itu justru dikeruk dan dinikmati oleh orang asing. Kini hanya lubang tambang yang menganga menjadi saksi bisu betapa mudahnya Bangsa Indonesia menyerahkan isi perut buminya kepada orang asing dengan dalih investasi. Dan ketika mereka pergi membawa semuanya, tinggallah masyarakat sekitar tambang yang hidup dalam keprihatinan.

Meski berduka dengan kenyataan ini, saya harus bangkit memupuk kecintaan terhadap tanah air. Indonesia, di sinilah saya lahir, dan dari sini juga saya hidup. Belum terlambat untuk berbuat, demi Indonesia yang lebih baik. Saya bangga menjadi bagian dari Indonesia, negara dengan jumlah pulau terbanyak di dunia, yaitu sekitar 17 ribu pulau.

Kalimantan adalah bagian kecil dari Indonesia yang luas dan kaya. Hingga detik ini saya masih bisa menyaksikan kekayaan perut buminya terus digali. Saat bersantai di tepian Sungai Mahakam, pemandangan menakjubkan tumpukan 'emas hitam' bergunung-gunung yang melintas adalah hal yang biasa. Meski menjadi eksportir terbesar kedua setelah Australia, anehnya Indonesia justru belum memaksimalkan pemanfaatan batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya.


Sungai Mahakam, sarana transportasi ratusan ton batu bara 
Masih banyak pulau-pulau dengan kekayaan alam, suku, dan budaya bagian dari Indonesia. Surga dunia itu ada di Indonesia. Udara yang segar, hamparan padi membentang bagai permadani, tajuk hutannya bagaikan kumpulan brokoli, gunung yang menjulang, dan laut dengan kekayaan biotanya menyuguhkan pemandangan yang menyegarkan mata.

Saya yakin kita sepakat dengan kekayaan Indonesia yang tak terbantahkan. Bahkan penulis buku The History of Java, Raffles takjub dengan kesuburan tanah di jawa. Sedangkan Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia” menyatakan bahwa Indonesia adalah taman firdaus. Kejayaan Indonesia pun telah ditorehkan dalam sejarah kerajaan di masa lalu, di antaranya Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, dan Kerajaan Kutai.

Ekpresi Cinta untuk Indonesia

Tidak mudah memang mengembalikan kejayaan Indonesia di masa lalu. Meski demikian, saya terus mengobarkan semangat mencintai tanah air kepada orang-orang terdekat di sekitar saya. Sebagai ibu dua orang anak, saya mengajak anggota keluarga untuk mengekspresikan rasa cinta pada Indonesia, misalnya dengan menggunakan produk-produk buatan Indonesia.

Saya menularkan rasa cinta tanah air ini kepada kedua buah hati dengan cara memperkenalkan masakan Indonesia yang memiliki cita rasa unik dan lezat. Wisata kuliner menyantap Soto banjar, coto makasar, soto jawa, empek-empek palembang, masakan padang, dan masakan khas lainnya semoga mengokohkan kecintaan mereka pada tanah tumpah darah Indonesia. Bangga menggunakan kerajinan khas daerah untuk melengkapi penampilan sehari-hari adalah cara lainnya mengangkat budaya bangsa ini agar tak tenggelam.

Dompet manik membuat saya kian percaya diri
Mendongeng dan membacakan buku cerita juga saya lakukan  untuk membuka wawasan anak-anak tentang keragaman budaya Indonesia. Dengan membacakan buku saya mengajak anak-anak berkeliling nusantara. Ini pulalah yang menginspirasi saya untuk menulis cerita anak dengan mengangkat tokoh binatang khas Indonesia, yaitu beruang madu dan bekantan. Semoga melalui buku ini, anak-anak bisa menjaga lingkungan demi kelestarian satwa khas Indonesia.

Membacakan cerita cara efektif memperkenalkan Indonesia 



Dan yang paling seru adalah saat mengajak mereka mengunjungi pagelaran kesenian tradisional pada event-event tertentu. Mereka melihat dan mendengar langsung kekayaan musik Indonesia. Saya berharap, semoga pengalaman berharga ini mampu menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap tanah air. 


Mengenal Reog lebih dekat

Saya bangga menjadi warga negara Indonesia dan akan terus menularkan rasa ini kepada generasi penerus. Semoga anak-anak memiliki kebanggaan terhadap Indonesia, dan memberikan sumbangsih pemikiran dan karya terbaiknya untuk negeri tercinta. Karena anak-anak hari ini adalah pemimpin Indonesia emas kelak. [ ]





4 komentar:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan :Aku Dan Indonesia di BlogCamp
    Dicatat sebagai peserta
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  2. Sedih membaca tentang nasib tambang di Indonesia...

    BalasHapus
  3. Pengalaman yang keren. Semoga menang ya mbak...

    BalasHapus